Plt Gubri Buka Rakornis Pembangunan Perkebunan se-Riau

Tentukan Arah Pembangunan Perkebunan

Tentukan Arah Pembangunan Perkebunan

PASIR PENGARAIAN(HR)-Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, membuka Rapat Koordinasi Teknis Pembangunan Perkebunan se-Provinsi Riau yang digelar di convention hall Masjid Agung Madani Islamic Center Pasir Pengaraian, Minggu (5/4) malam.

Acara pembukaan berlangsung sukses dan lancar meski batal dihadiri Dirjen Perkebunan Kementrrian Pertanian RI Kemal Nasir.

Hadir dalam rakornis tersebut,  Bupati Rokan Hulu Achmad,  Ketua DPRD Riau Suparman, Ketua DPRD Rohul Nasrul Hadi,Kepala Dinas Perkebunan Riau, Forkompinda Rohul, jajaran Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu, Kepala Dinas Perkebunan 12 kabupaten/kota se Riau, 25 pimpinan perusahaan, petani dan camat se-Rohul.

Dalam sambutanya, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau Zulher mengatakan, rakornis ini merupakan upaya untuk mewujudkansingergisitas pembangunan perkebunan antara Pemerintah Provinsi Riau dengan kabupaten/kota se-Riau. Rakornis ini untuk menentukan arah pembangunan perkebunan Riau ke depan.

Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Riau Suparman mengatakan, sektor perkebunan menjadi indikator penting dalam mendongkrak ekonomi Provinsi Riau hingga menjadi yang terbaik di Pulau Sumatera.

 Namun meski menjadi penopang ekonomi masyarakat Riau, sektor ini masih perlu campur tangan pemerintah. Khususnya dalam mengatasi ketimpangan harga yang dialami petani. Rakornis ini sendiri digelar selama 2 hari mulai Senin hingga hari ini, Selasa (7/4).

Untuk itu Suparman meng harapkan melalui Rakornis ini muncul  terobosan-terobosan baru dalam mendorong perusahaan melakukan pembinaan terhadap petani. Sehingga meningkatkan kualitas hasil produksi petani.

"Selama ini, pengusaha  hanya mampu melakukan penawaran harga tapi tidak mampu melakukan pembinaan. Semestinya pabrik harus menjadi garda terdepan sesuai kebutuhan mereka" kata Parman.

Sementara itu Bupati Rokan Hulu Achmad Achmad mengatakan 70 persen masyarakat Rohul saat ini hidup di sektor perkebunan khususnya sawit dan karet. Dikatakanya, luas kebun karet masyarakat di Rohul mencapai 56 ribu hektare dan kelapasawit 207.806 hektare.

Meski perkebunan di Rohul besar, kata Achmad, namun banyak permasalahan perkebunan di Rokan Hulu. Pertama, bagaimana meningkatkan rendahnya produktivitas karet dan kelapa sawit. Kedua, bagaimana merevitalisasi tanaman tua dan rusak yang jumlahnya cukup luas.

Ketiga, belum tersedianya jalan produksi antara pabrik dengan sentra produksi dan kebun masyarakat sehingga menyulitkan pemasaran. Keempat, rendahnya kemampuan lembaga petani. Kelima sulitnya mendapatkan bibit unggul yang sudah tersertifikasi, dan terakhir fluktuasi harga karet dan sawit.

Untuk itu Bupati Achmad mengharapkan Pemprov Riau dapat mencarikan solusi dalam mengatasi 6 isu strategis ini.
Menanggapi hal tersebut Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman melalui Rakornis ini bisa menimbulkan nilai tambah hasil perkebunan. Sehingga memberikan jaminan harga secara makro bagi komoditi.

Apalagi menurutnya, adanya kebijakan pemerintah pusat dalam pengembangan energi biodiesel sebesar 15 persen yang dimanfaaatkan dari hasil-hasil perkebunan.\

 Jika ini dilakukan diharapkan akan mendorong meningkatnya harga komoditas perkebunan  sehingga harganya tidak lagi berfluktuatif.

"Beberapa provinsi tengah mendorong DBH CPO. Memang sejauh ini belum terealisasi," terangnya.(adv/hms)