Irman Gusman: Jokowi harus Segera Reposisi Menterinya

Irman Gusman: Jokowi harus Segera Reposisi Menterinya

Jakarta (HR)- Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman mendesak Presiden Joko Widodo segera melakukan reposisi para pembantunya khususnya menteri-menteri di bidang ekonomi jika ingin kinerjanya tidak terus merosot dimata masyarakat.
"Ini Presiden Jokowi harus segera melakukan reposisioning para menteri kabinetnya, khususnya di bidang ekonomi," kata Ketua DPD Irman Gusman menanggapi hasil survei Indo Barometer di Jakarta, Senin (6/4).
Lebih lanjut Irman menjelaskan, dari hasil survei Indo Barometer tersebut jelas menjadi peringatan dini bagi pemerintahan Presiden Jokowi- Wapres JK.
"Jika dibandingkan zaman SBY-JK hasil survei enam bulan Jokowi-JK ini sudah peringatan dini. Harusnya ini masih masa bulan madu, harusnya masih diatas 75-80 persen. Kalau 57 persen ini sudah lampu kuning," kata Irman Gusman.
Karena itu, tambah Irman, jika Presiden Jokowi tidak segera melakukan perombakan kabinetnya maka tidak mustahil kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahannya akan jeblok.
"Presiden Jokowi harus segera lakukan reposisioning, pada sisi-sisi mana yang harus dipertahankan atau di rolling. Kalau bisa segera dilakukan pembenahan akan bisa menyelamatkan pemerintahan Jokowi. Ini hak prerogatif presiden," kata Irman Gusman.
Hal senda juga disampaikan mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi-JK sangat mengecewakan bagi masyarakat menengah bawah.
Menurut Rizal Ramli, para pembantu Presiden yakni para menterinya khususnya di bidang ekonomi dinilainya kurang mumpuni.
"Banyak menteri kualitasnya KW2 atau KW3 sehingga tidak bisa menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah," kata Rizal Ramli.
Menurut Rizal Ramli, ilmu menteri-menteri ekonomi Jokowi bisanya hanya menaikkan harga sehingga membuat produk-produk Indonesia menjadi tidak kompetitif.
Survei Indo Barometer dilakukan pada tanggal 13 sampai dengan 25 Maret 2015 di 34 provinsi dengan responden sebesar 1200 orang dengan margin of error sebesar 3,0 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (ant/ivi)