Pesawat Evakuasi WNI Yaman Mendarat di Oman

Pesawat Evakuasi WNI Yaman Mendarat di Oman

Salalah (HR)- Pusat penerangan TNI menyatakan, pesawat TNI AU Boeing 737-400 Skadron 17 dengan Nomor A-7305 yang diberangkatkan untuk mengevakuasi Warga Negara Indonesia dari Yaman telah tiba di Kota Salalah, Oman.
Dalam keterangan tertulisnya, Puspen TNI menyebutkan, pesawat evakuasi itu tiba di bandara Salalah, sekitar pukul 04.45 waktu Oman, Jumat 3 April 2015.
Pesawat mengangkut tim satuan tugas penyelamatan untuk pengangkutan WNI yang ada di Yaman dengan jumlah personel 22 orang. Mereka terdiri dari 12 orang kru pesawat, 4 orang dari Satuan Bravo Paskhas, 2 orang penerangan, 3 dari Kemenlu dan 1 Supervisi dari Mabes TNI.
Satgas ini memiliki misi membawa WNI yang telah dievakuasi dari Yaman ke Oman menuju tanah air. Diperkirakan, lebih dari tiga ribu WNI yang akan dipulangkan.
India dan Srilangka  Minta Tolong Indonesia
 Pemerintah RI sedang mengupayakan pemulangan WNI dari Yaman  ke Tanah Air. Sembari itu, pemeirntah India dan Srilangka meminta tolong Indonesia juga memulangkan warganya.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan total saat ini ada sekitar 100 orang yang akan dipulangkan melalui jalur laut dengan kapal yang telah disewa Indonesia dari Djibouti.  Kini, Iqbal menjelaskan, sebanyak 82 WNI yang terpaksa menunda dan berada di dalam sebuah asrama hingga kondisi di luar dinyatakan cukup aman.
"Kapal yang disewa oleh Indonesia sebenarnya telah tiba di Aden sejak hari Kamis kemarin. Tetapi, mereka terpaksa melepas sauh dan berada di tengah laut dulu sambil menunggu kondisi di daratan aman," ungkap Iqbal  pada Jumat (3/4).
Di dalam kapal itu, Iqbal menambahkan, telah ada 9 WNI yang sudah berhasil diangkut. Kondisi di Aden diperparah dengan matinya listrik. Sehingga, sulit untuk menghubungi warga Indonesia yang berada di dalam asrama untuk memberikan koordinasi.
"Mereka akhirnya terpaksa menggunakan ponsel secara bergantian agar baterainya tidak cepat habis," kata Iqbal.
Sementara, tim masih pasif menunggu di asrama WNI lain yang akan bergabung untuk dievakuasi. Mereka sebelumnya telah terdaftar di dalam daftar KBRI Sana'a. Selain diberi tanggung jawab untuk mengevakuasi WNI, Iqbal menambahkan, negara tetangga juga ikut menitipkan warganya agar dievakuasi bersamaan.
"Tercatat Pemerintah India dan Sri Lanka juga meminta agar warganya ikut kami angkut. Warga dari kedua negara itu telah siap di pelabuhan, padahal kapalnya masih di tengah laut," imbuhnya.
Kedua pemerintah negara itu menilai evakuasi yang dilakukan Indonesia bisa berjalan lancar, kendati kondisi kian genting.
Terkait dengan hal ini, Iqbal mengatakan, akan melihat kapasitas kapal dan memprioritaskan WNI untuk dievakuasi.(viv/ivi)