Pasca Kenaikan BBM, Harga Meroket

Pasca Kenaikan BBM, Harga Meroket

RENGAT(HR)-Pasca kenaikan harga bahan bakar minyak pada Minggu (29/3)  lalu, dari awalnya Rp6.800 menjadi Rp7.300 membuat sejumlah barang mengalami kenaikan. Bahkan kenaikan tersebut sampai angkat 7 persen.

"Saya biasanya membeli gula Rp490 ribu per karung 50 kilogram, sekarang saya beli gula Rp525 ribu per karung 50 kilogram," tutur Ijal, salah seorang pedagang di pasar Rakyat Rengat.

 Kalau dikalkulasikan, biasanya ia membeli gula Rp9800 per kilogram, namun kini ia membeli Rp10.500 per kilogram. Kenaikan pada bahan pokok gula mencapai Rp700 atau sekitat 6,6 persen.

 Selain itu kenaikan juga terjadi pada kacang tanah yang biasanya membeli Rp17.000 per kilogram kini menjadi Rp19.500. Kenaikan itu sebesar Rp2.500.

Meskipun begitu, kenaikan tidak terjadi pada seluruh bahan kebutuhan pokok. Seperti beras dan telur justru mengalami penurunan.

 Pedagang lainnya Atan, berkata biasanya ia membeli telur per ikat. "Biasanya per sepuluh papan itu saya membeli Rp315 ribu namun sekarang saya membeli Rp275," tuturnya.

 Dikatakan, harga beras per karung 10 kilogram dibeli dengan harga Rp125 ribu namun kini turun menjadi Rp120 kilogram.

Kedua pedagang tersebut mengungkapkan kenaikan harga tersebut tidak terlalu berdampak pada tingkat daya beli masyarakat.

 Meskipun begitu, Kusniati, salah seorang pembeli mengungkapkan kenaikan harga tersebut bisa saja semakin tinggi bila tidak ada penanganan pemerintah secara dini.

 "Kalau bagi kita yang pegawai negeri sipil ini tidak masalah, tapi kasihan yang rakyat kecil," ucapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Fitri, seorang warga Pematang Reba, yang mengatakan kenaikan tersebut membuat rakyat menjadi semakin susah.

"Kemarin harga BBM sudah naik harga bahan pokok ikut naik juga, pas turun harga bahan pokok tak ikut turun.

 Nah, sekarang harga BBM naik, harga bahan pokok juga bertambah naik," tuturnya. Ia mengungkapkan, kenaikan BBM hanya akan menambah kesusahan bagi rakyat kecil.

Terkait kenaikan harga sejumlah barang, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar (Disperindagpas) Inhu mengaku belum mengetahuinya.

 Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Pasar Disperindagpas Inhu Elpari Adha.

"Kita belum melakukan pengecekan, nanti coba kita lakukan monitoring dulu," ucapnya.

Elpari mengatakan, pihaknya segera melakukan rapat koordinasi membahas sidak yang akan dilakukan. "Kita akan rapatkan dulu, nanti kita bahas apakah akan dilakukan sidak," tuturnya. (eka)