Pagar Gedung DPRD Riau Roboh

Mahasiswa Tuntut Jokowi-JK Lengser

Mahasiswa Tuntut Jokowi-JK Lengser

PEKANBARU (HR)-Aroma ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, mulai didengungkan mahasiswa di Riau. Hal itu terungkap dalam aksi demonstrasi yang digelar ratusan mahasiswa di Gedung DPRD Riau, Rabu (1/4). Mereka menuntut Jokowi-JK lengser dari jabatannya, karena dinilai tak mampu mengendalikan roda pemerintahan dengan baik.  

Dari pantauan lapangan, aksi tersebut sempat diwarnai kericuhan, karena ratusan mahasiswa memaksa masuk Gedung Dewan. Buntutnya, pagar besi di pintu masuk Gedung Dewan pun roboh. Tidak ada penjagaan khusus dalam aksi tersebut. Puluhan aparat Kepolisian yang bertugas di tempat itu, hanya diam dan menyaksikan mahasiswa mendorong pagar besi sampai roboh.

Aksi pertama digelar para mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Riau. Selang beberapa menit kemudian, ratusan mahasiswa dari Badan Ekesekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia, juga datang dan menggelar aksi yang sama. Rombongan kedua ini berasal dari BEM UIN, BEM UIR, BEM UR, BEN Universitas Kuansing dan BEM UM Yogyakarta.

Setelah berhasil menumbangkan pagar besi, ratusan mahasiswa langsung bergerak dan menyampaikan aspirasi mereka di tangga Gedung DPRD Riau. Mereka menuntut Presiden Jokowi dan Wapres JK lengser dari jabatan. Sebab, keduanya dinilai tak mampu menjalankan roda pemerintahan dengan baik. Para mahasiswa juga mengancam akan menggelar Reformasi Jilid II, seperti yang terjadi pada tahun 1998 lalu. Seperti diketahui, pada saat ini jutaan mahasiswa di Tanah Air menggelar aksi di seluruh penjuru daerah, yang berakhir dengan mundurnya Presiden Soeharto dari jabatan presiden.

Diterima Ketua Dewan
Tak berapa lama kemudian, para mahasiswa diterima langsung Ketua DPRD Riau, Suparman. Selanjutnya, Suparman mempersilakan mereka menyampaikan aspirasi di ruang rapat paripurna DPRD Riau.

Peristiwa ini tergolong istimewa dan baru pertama sekali terjadi di DPRD Riau. Biasanya, ruangan itu digunakan para anggota Dewan untuk menghasilkan sebuah keputusan atau kebijakan. Layaknya anggota Dewan yang sedang bersidang, kedua kubu mahasiswa tersebut dipersilakan menyampaikan aspirasi melalui podium paripurna.

"Saya memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memberikan aspirasi melalui podium, silakan perwakilan juru bicara mahasiswa menyanpaikan aspirasi di podium, yang lain diam dan dengarkan kata juru bicara," ujar Suparman.

Dalam kesempatan itu, juru bicara Fisipol UR, Putra, menuntut DPRD Riau menyampaikan kepada DPR RI untuk mencabut mandat Jokowi sebagai Presiden. Pihaknya menilai Jokowi gagal dalam memimpin Indonesia, baik dalam pembangunan, perekonomian, kisruh KPK-Polri dan belakangan tidak stabilnya rupiah, dan juga naik turunnya harga BBM yang menyengsarakan masyarakat.

"Cabut mandat Jokowi sebagai Presiden, kami tidak percaya lagi dengan kepemimpinan Jokowi-JK, mereka telah gagal memimpin Indonesia ini," ungkapnya disambut tepuk tangan seluruh mahasiswa.

Sedangkan juru bicara BEM se-Indonesia, Hendro Mulyono, mengatakan, Jokowi-JK telah mendidik bangsa ini menjadi bangsa pengecut dan lari dari tanggung jawab. Ciri khas negara maritim adalah bangsa pemberani, bangsa yang menghargai kejujuran dan kebersamaan.

"Ayo kita memikul tekad, tunjukkan kepada dunia bahwa kita bangsa yang besar dan kuat. Bila Jokowi tidak bisa memikulnya sebaiknya mundur atau dilengserkan. Kami dari BEM se-Riau dan se-Indonesia bertekad akan mengadakan reformasi jilid dua," teriaknya.

Menanggapi hal itu, Suparman, mengatakan pihaknya akan menyampaikan aspirasi tersebut ke DPR RI. "Kita ingin Membangkitkan semangat demokrasi yang fair, silakan sampaikan aspirasi seluas-luasnya.  Kita menampung aspirasi mahasiswa dan akan kita sampaikan," ujar politisi Partai Golkar ini.

Usai menyampaikan aspirasi, ratusan mahasiswa ini membubarkan diri dengan tertib, dari dalam ruang rapat Paripurna DPRD Riau. (nur)