Yaman Bergejolak

23 WNI Dipenjara

23 WNI Dipenjara
JAKARTA (HR)–Yaman sedang bergejolak. Perang antara Kelompok Houthi dengan Koalisi Arab Saudi sedang memanas. Di tengah peristiwa itu, beredar kabar 23 warga negara Indonesia ditahan oleh otoritas keamanan Yaman sekira dua atau tiga hari lalu. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri RI.“Kami mendapat laporan dari KBRI di Kota Sanaa bahwa ada 23 WNI yang dipenjara karena masalah imigrasi atau izin tinggal,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Lalu Muhammad Iqbal, saat ditemui wartawan, di Jakarta, Senin (30/3). “WNI yang dipenjara oleh otoritas keamanan Yaman ditangkap karena masalah izin tinggal. Jadi dulu mereka sekolah sedikit jauh dari Kota Sanaa, sementara Kantor KBRI kita kan di sana. Jadi, mereka sulit untuk memperpanjang stay permit dan ditambah kondisi di ibu kota Sanaa kan sedang darurat. Jadi, mereka memikirkan faktor keamanan juga,” lanjutnya. Pria yang akrab disapa Iqbal itu membenarkan saat ini ada 23 WNI dipenjara oleh otoritas keamanan Yaman. Lokasi penjara mereka tersebar di beberapa wilayah. Jadi, 23 WNI tersebut tidak dipenjara di satu tempat. “Hingga saat ini, dari laporan yang kami terima dari KBRI kita di Yaman, delapan WNI sudah dibebaskan oleh otoritas Yaman. Sebanyak lima WNI berasal dari penjara Shumayla di Kota Sanaa,” tegas Iqbal. Yaman sedang bergejolak membuat puluhan warga tidak merasa aman. Serangan udara Arab Saudi terhadap kelompok Houthi pun mulai menimbulkan korban. Pesawat TNI AU Diterjunkan Sementara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan sejak 1 Maret 2015 pemerintah sudah melakukan evakuasi WNI di Yaman secara bertahap. Evakuasi akan kembali dilakukan menggunakan pesawat TNI AU. "Bertahap, sampai sekarang sudah 148 WNI kita yang dievakuasi, situasi yang memanas dalam satu dua hari ada deployment dari Jakarta untuk evakuasi. Teman-teman kita dikabari juga sudah kita deploy dan teman di Jeddah juga sudah bersiap. Kita rencananya memakai pesawat TNI AU, utamanya pesawat evakuasi keluar Yaman setelah itu kita pulangkan ke Indonesia," ungkap Menteri Retno di Kompleks Istana Negara, Senin (30/3). Rencana evakuasi WNI dari Yaman, sambungnya, sudah matang dan telah dikordinasikan dengan kementerian serta lembaga negara lain, termasuk dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko. "Dan kita sudah lakukan komunikasi dengan negara-negara lain, baik Yaman, Oman, dan Saudi Arabia untuk mendapatkan clearance flight dan minta Saudi agar properti Indonesia aman. Yang di sebelah timur, 80 persen WNI pelajar dan di sebelah barat memang lebih dinamis," terangnya. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan pemerintah telah berupaya memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) di Yaman akibat semakin tidak stabilnya keamanan di sana. Tedjo mengatakan tidak semua WNI berada di Yaman, melainkan ada beberapa WNI berlindung di negara-negara tetangga Yaman. "Ada beberapa juga yang masih nyaman melindungi mereka. Yang penting keluar dulu dari Yaman ke negara sebelah. Dari sana baru dikembalikan ke Indonesia," kata Tedjo.(okz/ivi)