Rumah Janda Miskin Ludes Terbakar

Rumah Janda Miskin Ludes Terbakar

XIII KOTO KAMPAR (HR)-Ratusan masyarakat Desa Pulau Gadang, Minggu (15/3) sekitar pukul 21.00 WIB, geger. Di tengah derasnya hujan, rumah Farida (45), seorang janda miskin di RT 01, RW 01, Dusun I, Desa Pulau Gadang, ludes terbakar.

Hanya dalam tempo beberapa menit rumah tembok permanen seluas 7 x 9 meter itu ludes beserta isinya. Untung saja Farida bersama dua anaknya  Ali (4) dan  Nasib (2), selamat dari amukan api. Menurut penuturan tetangga korban, Fatmawati (40), dia kaget begitu melihat api sudah cukup besar dan memakan bagian atas rumah. Api terlihat dari arah belakang rumah atau bagian dapur.

Dia berusaha mendekati rumah korban yang berada persis di depan rumahnya. Dia melihat Farida dalam keadaan bingung. Ketika ditanya, anaknya masih berada di dalam rumah. Saat itu juga dia berupaya bersama Farida dan tetangga lainnya menyelamatkan anaknya yang masih di dalam kamar rumah Farida.

Menurut Fatmawati, api kemungkinan berasal dari api tungku di dapur rumah korban. Berdasarkan penuturan korban, dia malam itu sedang memasak nasi. Namun tak berapa lama beras dimasak, Farida terlelap tidur. Saat itu angin cukup kencang karena cuaca dalam keadaan hujan. Api menjilat dinding dapur rumahnya yang terbuat dari papan. 

Sementara itu menurut penuturan Abdul Muis (50), yang juga tetangga korban dan anggota BPD Pulau Gadang, begitu dia mengetahui ada rumah tetangganya terbakar dia langsung bergegas ke musalah untuk menyampaikan pengumuman kepada warga. Tak lama berselang puluhan warga datang. Namun upaya pemadaman tak bisa dilakukan lagi.
"Masyarakat memang banyak yang datang tapi api sudah sangat besar. Sumber air juga sulit, hanya mengandalkan air dari parit ini," ucap Muis, sambil menunjuk parit yang berada di depan rumah korban, Senin (16/3) pagi.

Keluarga Kurang Mampu
Menurut penuturan beberapa warga, Farida telah lama ditinggalkan suaminya saat usia anak keempatnya masih beberapa bulan. Dia hidup bersama kedua anaknya Ali (5) dan Nasib (2). Rumah Farida telah beberapa bulan terakhir tak dialiri listrik karena aliran listrik telah diputus oleh pihak PLN, karena menunggak tagihan listrik.

Karena hidup dalam keadaan serba terbatas dan sulitnya keadaan ekonomi, akhirnya Farida juga telah menjual kilometer (KWH) listrik yang masih terpasang di dinding depan rumahnya kepada warga lain untuk memenuhi biaya hidupnya. "Itulah, nasibnya kasihan sekali, kami sangat kasihan melihatnya dia hidup sehari-hari. Dia hanya hidup dari beberapa batang karet di belakang rumahnya itu. Suaminya pun telah lama meninggalkannya," ucap salah seorang tetangganya, Upik.

Di tempat terpisah, Kepala Desa Pulau Gadang, Abdul Razak mengatakan, Pemerintah Desa Pulau Gadang telah membuat surat usulan kepada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Kampar. Hingga sore kemarin Pemkab Kampar telah memberikan bantuan bahan makanan dan peralatan dapur. Razak juga berharap Pemkab bisa membantu membangun kembali rumah korban. ***