Ketika Penerangan Dirindukan

Berharap Keajaiban dalam Bayang

Berharap Keajaiban dalam Bayang

RENGAT(HR)- Jarum jam terus berjalan, keheningan dan kesendirian makin terasa. Suara jangkrik saling bersahutan, terpaan angin hilangkan panas di tubuh, suara keras dan kepulan asap terdengar dan terlihat dari belakang, sambil berpikir kapankah bisa mendapatkan penerangan yang abadi seperti yang dirasakan warga di perkotaan.

Inilah yang dirasakan M Dedi, warga desa Talang Sungai Parit kecamatan Rakit Kulim, dimana desa mereka belum tersentuh penerangan yang bersumber dari listrik negara dan merasakan nikmatnya subsidi listrik yang malah bisa dirasakan mereka yang berada di perkotaan. Menurutnya, di wilayah mereka sebagian sudah terpasang jaringan listrik meskipun instalasi belum ada dan juga api belum ada. "Setidaknya kami sudah punya secercah harapan bahwa listrik akan masuk ke desa kami, meskipun tidak tahu kapan akan terealisasinya, ungkapnya.

Di Kecamatan Rakit Kulim terdapat 19 desa, dimana 9 diantaranya merupakan desa pedalaman yang dihuni masyarakat adat Talang Mamak dan 10 desa merupakan desa yang mereka sebut desa Pesisir Pantai. Dari 19 desa tersebut, baru 1 desa yang sudah dialiri listrik.

Sekdes Talang Sungai Limau Grno, juga mengatakan sejauh ini warga hanya berharap pada genset saja, itupun hanya sampai pukul 22.00 WIB, selebihnya hanya akan menggunakan lampu togok atau pelita.

"Harapan sampai saat ini masih hanya sebuah ilusi saja, sampai kapan ilusi ini akan berakhir kami pun tidak tahu, namun tentunya kami berharap akan bisa menikmatinya, karena satu desa Petonggan sudah bisa terwujud, pasti kami juga bisa," ungkapnya.

Manager PLN wilayah Riau Kepri Doddy Pangaribuan, saat pertemuan dengan DPR RI beberapa waktu lalu menyebutkan, sudah dilaksanakannya pemasangan jaringan dan sebagian instalasi pada rumah di Rakit Kulim tersebut, bukanlah memberikan harapan saja kepada masyarakat, tetapi memang akan diwujudkan, namun saat ini mengingat kondisinya yang tidak memungkinkan karena daya masih kurang.

"Jika tetap dipaksakan masuknya api listrik ke wilayah tersebut, tentunya akan menjadi percuma, karena jauhnya jarak dari sumber akan menjadi tegangan diwilayah tersebut rendah. Lampu yang hidup hanya redup, elektronik sulit digunakan," jelasnya.

Dikatakan, PLN dan pemerintah daerah terus berupaya mewujudkan penerangan di wilayah pedalaman tersebut, namun tentunya hal ini membutuhkan waktu dan biaya yang besar, maka itu diharapkan masyarakat dapat bersabar. Ia menyatakan, jika ada perusahaan di sekitar desa tersebut mampu menjual daya untuk masyarakat, maka PLN siap membelinya, dan itu salah satu solusi yang bisa ditawarkan agar cepat bisa terwujudnya penerangan yang didambakan masyarakat.

Di wilayah tersebut terdapat perusahaan PKS PT Mega Nusa Inti Sawit di Talang Suka Maju dengan Sungai Limau, Medco Energi dan perusahaan tersebut memang memiliki listrik sendiri dalam melakukan operasional. ***