Andarma Muryanti, Psikotherapi RSJ

Tampan Trauma Masa Lalu

Tampan Trauma Masa Lalu

Umumnya pelaku kekerasan seksual terhadap anak, juga korban peristiwa yang sama di masa lalunya. Untuk itu butuh masa penyembuhan yang lama. Demikian dikatakan Andarma Muryanti, Psikoterapist RSJ Tampan kepada Haluan Riau, Rabu (11/3). Berikut petikan wawancaranya.
Apa penyebab orang tua tega menganiaya anaknya sendiri?
Sebenarnya kekerasan terhadap keluarga dan kekerasan terhadap anak itu banyak faktor. Biasanya kekerasan itu dilakukan oleh orang terdekat seperti orang tua, paman dan keluarga terdekat lainnya. Kekerasan terhadap anak tersebut bukan hanya secara fisik bahkan secara seksual.
Jadi penyebab terjadinya kekerasan itu, secara psikologis bisa kita lihat kondisi kehidupan orangtua sebelumnya. Baik itu dari aspek sosialnya dan kondisi ekonomi karena tuntutan hidup terlalu berat, bahkan kita lihat juga kedekatan seorang ayah dan ibunya apakah berasal dari keluarga yang penuh konflik.
Jika orang tua berasal dari keluarga yang penuh konflik, otomatis akan mempengaruhi perkembangan serta emosi. Pelampiasan terhadap anak baik secara fisik dan tekanan batin. Hal ini terjadi karena orangtua dahulunya dididik secara keras dan efektromatik orangtua tersebut akan berimbas kepada anak berikutnya.
Bagaimana dampak trauma terhadap anak yang menjadi korban kekerasan seksual?
Trauma antara anak dengan orang dewasa memang sangat membekas lama, misalnya yang terjadi di Jakarta Internasional School (JIS). Kekerasan seksual yang dialami siswa akan berefek trauma hingga dewasa nanti. Misalnya terjadi tindakan kekerasan seksual pelaku sebelumnya korban, korban kekerasan seksual masa lalu yang dialaminya.
Sehingga pelaku ada perasaan tidak menerima, merasa dirinya tidak berguna dan pelaku melampiaskannya terhadap orang lain pada usia yang sesuai dengan usianya pada masa lalu. Karena di usia dini pelaku telah mengalami kekerasan seksual.
Bagaimana solusinya?
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sebaiknya kita lakukan edukasi terhadap orangtua, ataupun dengan penyuluhan terhadap orang tua melalui posyandu yang ada di setiap daerah.
Karena pada saat ini, peran orang tua kurang memadai untuk mengontrol anaknya. Bahkan anak-anak zaman sekarang menyepelekan nasehat dari guru mereka. Bahkan juga dari orang tuanya sendiri.
Karena anak zaman sekarang lebih suka bermain dengan teman sebayanya dan juga dengan banyak pengaruh dari internet yang bebas mengakses hal yang berbaur pornografi sehingga anak tersebut lebih teransang untuk mencobanya.
Untuk mengembalikan psikologisnya seperti semula lagi, bagi anak yang menjadi korban kekerasan seksual. Anak tersebut harus menjalani berbagai terapi untuk menyembuhkan trauma dan psikologi. Dalam proses penyembuhan tentunya akan berlangsung lama.***