Ceceran Tanah Merah Terus Berlangsung

Masyarakat Bangkobakti Ancam Stop Kendaraan Operasional

Masyarakat Bangkobakti  Ancam Stop Kendaraan Operasional
BANGKOBAKTI(HR)-Masyarakat Bangkobakti mengancam akan menghentikan semua kendaraan operasional milik PT Chevron atau kontraktornya yang melewati jalan lintas Riau-Sumut, jika persoalan tanah merah yang berceceran di jalan lintas tidak segera disikapi. Demikian disampaikan Ketua LPM Bangkobakti Icap, Selasa (16/12). 
 
Saat ini jalan lintas dengan ceceran tanah merah terus berlangsung. Diduga kuat biangnya berasal dari kendaraan truk miliki PT Bormindo, selaku kontraktor PT Chevron. Meski demikian, selaku pemegang hak kerja terhadap kontraktornya dinilai harusnya bertanggung jawab terhadap persoalan ini. Jika tidak ada tindakan ataupun upaya yang dilakukan maka warga Bangko Bakti akan melakukan penyetopan semua kendaraan yang beroperasi di Bangko Bakti. "Jangan seenaknya kami yang dirugikan. 
 
Bormindo yang dapat untung warga yang dapat rugi," urainya lagi. Selain itu jika tidak ada pembersihan dalam beberapa hari ini, pihaknya akan mengadukan hal ini ke DPRD Rohil. Truk PT Bormindo diduga sebagai biang penyebar tanah merah yang berserakan di jalan lintas Riau-Sumut, tepatnya di Balam Km 15-16 Kepenghuluan Bangkobakti, Kecamatan Bangkopusako. Akibatnya jalan menjadi berdebu pada musim panas dan berlumpur saat hujan. 
 
Ironinya kondisi jalan jadi licin dan bergundukan dan dapat membahayakan pengguna jalan terutama roda dua. "Truk Bormindo biang penyebar tanah di jalan ini," kata Icap, Selasa (16/12). Dikatakan Icap berserakan tanah merah di jalan dikarenakan truk-truk besar PT Bormindo yang keluar dari pekerjaan well yang berada di Km 16 tepatnya di gang Janda dan gang Dairi. Sebelum keluar atau melewati jalan raya, truk-truk tersebut terutama di roda/ban tidak dibersihkan. Sehingga tanah yang lengket di roda maupun di bagian kendaraan saat melintas jalan raya berjatuhan dan menempel di jalan. 
 
Hal inilah yang membuat jalan dipenuhi gundukan tanah. "Saat hujan jalan berlumpur, musim panas jalan berdebu, masyarakat yang kena getahnya," terang isap lagi. Peduli Icap juga meminta Pemkab Rohil segera turun tangan mengatasi persoalan. Apalagi Bangko Bakti daerah penghasil minyak tidak pernah mendapatkan dampak dari hasil DBH migas. Malahan masyarakat hanya mendapatkan kotoran. "Kita minta Pemkab peduli dengan kami," tukasnya. Sementara Humas PT Bormindo Egi saat dihubungi melalui selulernya, masuk, namun tidak diangkat. Begitu pun dengan SMS yang dikirim juga tak dibalas. (put)