Balai Bahasa Taja Penyuluhan Bahasa dan Sastra

Balai Bahasa Taja Penyuluhan Bahasa dan Sastra

PEKANBARU (HR)-Seperti apa perilaku seseorang bisa dilihat dari bahasa yang mereka gunakan. Mulai kata yang mereka rangkai dengan baik hingga menjadi sebuah kalimat, serta pilihan kata yang mereka gunakan menetukan seperti apa seseorang berprilaku.

Demikian dikatakan Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau dalam sambutannya saat acara pembukaan kegiatan penyuluhan bahasa dan sastra Indonesia untuk guru TK, SD, SLTP, dan SLTA se Kabupaten Indragiri Hulu dari tanggal 12-15 Maret 2015 di kantor UPTD Dinas Pendidikan Pasir Penyu, Air Molek, Kabupaten Inhu.

Danar menjelaskan, ini merupakan salah satu program Balai Bahasa Provinsi Riau agar Bahasa dan Sastra Indonesia tetap hidup dan dikenal di tengah masyarakat Indonesia.

 “Sebagai bangsa Indonesia, seharusnya kita bangga bahwa Indonesia memiliki 700 lebih ragam bahasa. Ini sebuah kekayaan yang wajib kita jaga. Sebab, kita baru sadar, kalau kekayaan yang kita miliki itu diklaim orang lain sebagai miliknya,” jelasnya.

Kegiatan yang dihadiri 60 peserta dibuka langsung oleh Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kabupaten Pasiri Penyu Safruddin.

 Dalam sambutan pembukaan, Safruddin mengatakan sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan Balai Bahasa Provinsi Riau, dalam rangka membantu memberikan pencerahan tentang bahasa dan sastra Indonesia untuk se Kabupaten Inhu. “Kami menyadari bahwa memang perlu terus dilakukan pencerahan untuk para guru tentang bahasa dan sastra.

Inilah program yang dibutuhkan oleh guru guna menambah pengetahuan mereka. Paling tidak, mengingatkan mereka
tentang apa yang mungkin pernah mereka peroleh saat jenjang pendidikan dulu,” katanya.

Banyak hal yang terkadang yang sudah terabaikan terhadap bahasa dan sastra Indonesia sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Berbagai nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra yang kita miliki dan bisa diambil sebagai pelajaran.

 “Saya merasakan betul banyak pembelajaran yang saya ambil dari berbagai karya sastra yang saya baca, seperti Tenggelamnya Kapal Vanderwick, Robohnya Surau Kami, Siti Nurbaya, dan sejumlah bacaan sastra lainnya,” jelasnya.

Begitu juga soal bahasa, ia menyebutkan telah terjadi pergeseran makna dan nilai.
Sementara itu, ketua panitia, Irwanto menambahkan, selama empat hari penyuluhan, guru akan disuguhkan materi tentang Kebijakan Bahasa, Bentuk Pilihan Kata, Apresiasi Sastra, Ejaan, dan Kalimat dan Paragraf.

 “Alhamdulillah, program ini terselenggara dengan baik berkat adanya dukungan dari berbagai pihak, yaitu Dinas Pendidikan Inhu, UPTD Dinas Pendidikan Pasir Penyu dan partisipasi semua panita dan peserta.

Mudah-mudahan kerja sama ini terus bisa terjalin dengan baik hingga sasaran untuk terus meningkatkan pengetahuan guru Bahasa Indonesia di Inhu bisa tercapai,” katanya.( rls/hai)