Musibah Longsor di Banjarnegara

39 Korban Tewas Ditemukan Puluhan Masih Tertimbun

39 Korban Tewas Ditemukan Puluhan Masih Tertimbun

JAKARTA (HR)-Pencarian korban dalam musibah longsor yang terjadi di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkorban, Banjarnegara, Jawa Tengah, masih terus dilakukan hingga Minggu (14/12) kemarin.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, tadi malam, hingga Minggu sore kemarin, sebanyak 39 orang korban tewas sudah ditemukan.

Diperkirakan masih ada puluhan korban lagi yang hingga kini masih terus dicari tim penyelamat.

"Korban yang sudah teridentifikasi sudah diambil keluarga dan dimakamkan. Tim Inafis Polri masih melakukan identifikasi korban. Lebih dari 2.000 personil tim gabungan dikerahkan mencari korban longsor," ujar Sutopo.

Berdasarkan data BNPB, sebanyak 35 rumah di Kecamatan Karangkobar rusak berat atau hilang, satu masjid hancur dan aliran sungai yang tertutup material longsor mencapai 1 kilometer. Bencana longsor juga merusak sawah warga seluas 8 hektare, kebun palawija 5 hektare, sapi 5 ekor, kambing 30 ekor, ayam dan itik 500 ekor.

Ditinjau Presiden
Musibah longsor tersebut, juga mendapat perhatian serius Presiden Joko Widodo, yang langsung mendatangi lokasi musibah, Minggu siang kemarin. Presiden Jokowi juga menyempatkan diri melihat dari dekat proses evakuasi para korban longsor. Dalam kunjungan itu, sejumlah petugas menemani Jokowi dan memberi penjelasan. Setelah mendapat penjelasan itu, Jokowi kemudian kembali ke sisi paling atas dari lokasi musibah, seperti hendak berusaha melihat lokasi area longsor dan kesulitan medan evakuasi.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi meminta proses evakuasi terhadap korban longsor diprioritaskan terlebih dahulu. "Yang paling penting sekarang, evakuasi dulu. Saya sudah pesan tadi, dirampungkan dulu untuk evakuasinya, kita tidak akan bicara yang lain, konsentrasi evakuasi," tegasnya.

Menurut dia, jika jalanan yang tertutup longsoran sudah bisa dibuka, maka alat berat bisa segera masuk untuk ikut membantu proses pencarian korban.

"Nanti kalau jalannya sudah didorong (longsor yang menutup ruas jalan), sudah bisa dibuka, eskavator bisa masuk. Diperkirakan besok eskavator masuk karena memang kondisinya seperti itu (tanah masih rawan longsor, red)," katanya.

Dia mengungkapkan jika titik rawan longsor di Jawa Tengah banyak sekali. Dia juga akan melihat kapan batas waktu evakuasi akan selesai di lapangan. "Batas waktu nanti akan dilihat di lapangan," jelasnya.

Usai Presiden melihat lokasi longsor bersama ibu Negara Iriana, Presiden kemudian mengunjungi tempat pengungsian warga Dusun Jemblung di Desa Ambal, Kecamatan Karangkobar dan memberikan bantuan kepada para pengungsi khususnya yang rumahnya tertimpa tanah longsor.

Janji Diprioritaskan
Terkait musibah itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar berjanji, pihaknya akan memberi perhatian serius pada korban bencana longsor tersebut.

"Kita berikan perhatian prioritas agar warga desa itu bisa kembali bergerak dan menjalankan aktivitas perekonomian,” ujarnya.

Marwan mengaku langsung memberikan instruksi dan membentuk tim untuk memantau situasi sesaat setelah longsor melanda desa tersebut. Tim yang dibentuk oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi itu bertugas memantau semua kegiatan di lokasi longsor, termasuk memantau proses evakuasi dan proses distribusi bantuan pada para korban.

Marwan mengimbau agar masyarakat di daerah rawan longsor dapat berpindah ke lokasi yang lebih aman. Ia menyebut lokasi rawan longsor terdapat hampir di seluruh provinsi di Indonesia khususnya ketika masuk musim hujan seperti saat ini.

"Supaya jangan sampai desa yang sudah terisolir, semakin terpuruk hidupnya," ujarnya. (bbs, dtc, kom)