Kemandirian Pangan Kampar Penggerak Semangat Pertanian

Kemandirian Pangan Kampar Penggerak Semangat Pertanian

Kampar (HR)-Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengatakan, Program Desa dan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi yang dijalankan kabupaten, menjadi penggerak semangat pertanian yang selama ini diabaikan dan hanya ada sedikit di negeri ini.

"Saya rasa ini adalah dinamika pertanian, ini menandakan Pemda dan petani mulai cerdas," kata Mentan, Amran Sulaiman, di Pekanbaru, Rabu (4/3), usai menghadiri temu ramah dengan Pelaksana Tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rahman dan sejumlah bupati/walikota serta para pejabat eselon dan petinggi TNI/Polri di Riau.

Program Desa dan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi merupakan program terbaru Pemkab Kampar yang masuk dalam 3 Zero "plus" target swasembada pangan dan energi.

Program ini mengedepankan pemanfaatan lahan sempit untuk menghasilkan berbagai kebutuhan rumah tangga yang lebih dari cukup.

Di atas lahan seribu meter persegi itu, setiap rumah tangga dapat memelihara empat ekor sapi, bila sapinya merupakan Sapi Brahmana, namun bila yang dipelihara Sapi Bali, maka jumlahnya bisa enam ekor. Untuk lahan seluas 1.500 meter persegi, maka akan bisa lebih banyak lagi.

Kemudian, dibangun pula lokasi untuk pemeliharaan ayam petelor dengan hasil sekitar 50 butir telor per hari. Selanjutnya, juga ada kolam untuk perikanan.

 Sementara untuk tanaman, rumah tangga mandiri dapat menanam berbagai jenis sayuran yang menjadi kebutuhan pokok, mulai dari bawang, jamur, cabai dan lainnya.

Selanjutnya, dari sapi yang dipelihara tersebut, juga akan menghasilkan sekitar 40 liter urine per hari yang akan diolah menjadi bio urine, harganya bisa mencapai Rp25 ribu per liter.

Bio urine dapat digunakan untuk pupuk perkebunan berkualitas tinggi, begitu juga dengan kotoran padat yang dihasilkan sapi tersebut, juga dapat menghasilkan biogas sebagai alternatif bahan bakar.

Akan Sejahtera

Bupati Kampar, Jefry Noer, mengatakan, melalui program ini masyarakat benar-benar akan sejahtera, jika serius melaksanakannya. Karena hasilnya tidak main-main, bisa membuat masyarakat yang tadinya miskin menjadi jutawan dan tidak kebingungan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

Pada program ini, Jefry Noer memberikan pembelajaran bagi masyarakat, bahwa banyak yang dapat dimanfaatkan dari lahan yang sempit. Bahkan inovasi yang dikedepankan memberikan pelajaran, bahwa ternyata limbah ternak memiliki harga jual yang melebihi harga dari hewan peliharaan itu.

Mentan Amran Sulaiman mengatakan program di Kampar itu merupakan penggerak dan menjadi semangat bagi para petani, bahwa dengan lahan sempit sekalipun, mereka dapat menghasilkan uang yang banyak.

 "Selain di Kampar, hanya ada di Jawa Timur program demikian. Saya rasa inilah dinamikanya pertanian," kata dia. (humas)