Ditemukan Bukti-Bukti Baru Sejarah Berdirinya Kota Pekanbaru

Ditemukan Bukti-Bukti Baru Sejarah Berdirinya Kota Pekanbaru
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Dinas Kebudayaan Provinsi Riau terus menggali cagar budaya tak bergerak yang ada di seluruh kabupaten/kota. Saat ini tim inventarisasi cagar budaya dinas tersebut tengah menggali sejarah salah satu tokoh sejarahwan berdirinya Kota Pekanbaru.
 
Bagi masyarakat Pekanbaru mungkin tidak banyak yang mengenal nama H Sulaiman. Tokoh keturunan India ini ternyata memiliki 70 persen tanah di Pekanbaru yang dulu namanya Senapelan, Pekanbaru tempo dulu. H Sulaiman merupakan orang kaya di zaman penjajahan Jepang dan Belanda, pada tahun 1916 masuk ke Indonesia, tepatnya di Senapelan.
 
Dari peninggalan sejarah yang ada di rumah anak H Sulaiman, Fateh Ali di jalan Kesehatan, Kecamatan Senapelan, Pekanbaru, telah ditemui bukti-bukti ontentik berupa surat dan kwitansi kepemilikan tanah dan hibah dari H Sulaiman kepada Pemerintah Indonesia yang ada di Senapelan.
 
Ada sebanyak 191 surat-surat lengkap dengan cap dan lambang Garuda dari pemerintahan saat itu. Dalam bukti di salah satu surat tersebut, H Sulaiman bahkan menghibahkan lahan bagi perusahan minyak raksasa di Riau, yakni Caltex. Lahan yang saat ini telah menjadi penghasil minyak terbesar bagi Indonesia, dan bagi Riau.
 
Bukti-bukti sejarah lainnya, adanya peninggalan rumah tinggal H Sulaiman di Kampung Dalam, tepatnya di kantor Syahbandar, dimana rumah ini diwacanakan akan dijadikan sebagai museum sejarah Pekanbaru. Masih terdapatnya keris, keramik kuno zaman Dinasti Yuan, uang logam dari seluruh negara, pakaian-pakaian, logam, foto-foto dan peninggalan lainnya.
 
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Yoserizal Zein menjelaskan bahwa pihaknya akan terus menggali bagaimana sejarah Pekanbaru ini. Sudah satu minggu tim dari Dinas Kebudayaan dan tim tenaga ahli dari pusat menggali sejarah dari H Sulaiman sampai ke keluarganya.
 
"Kita masih menginventarisasi cagar budaya yang ada di rumah H Sulaiman, tepatnya di rumah anaknya Fateh Ali. Dan ternyata banyak yang tidak diketahui tentang sejarah Pekanbaru ini. Dan sekarang mulai terungkap setelah keluarnya hasil inventarisasi cagar budaya peninggalan ini," jelas Yose kepada Riaumandiri.co, Senin (14/5) saat berada di rumah Fateh Ali. 
 
"Sudah seminggu di rumah H Sulaiman, menjelaskan sejarah pekanbaru bermula darimana dan berdirinya Pekanbaru. Dalam arsip catatan yang ada sebanyak 191 surat nota. Ada juga surat hibah tanah untuk Caltex, dan ada beberapa surat Sulaiman tantang sejarah Pekanbaru ini," tambah Yose.
Rumah anak H Sulaiman, Fateh Ali di jalan Kesehatan, Kecamatan Senapelan, Pekanbaru
 
Dikatakan mantan Karo Humas ini, ada beberapa catatan dimana H Sulaiman merupakan salah satu tokoh yang menjadi donatur berdirinya Masjid bersejarah Masjid Senapelan yang beradad di Pasar Bawah. Masjid Senapelan yang saat ini sudah hilang dari bentuk aslinya karena pemugaran.
 
"H Sulaiman termasuk donatur, bahkan beliau juga menjadi arsitektur dibentuknya Masjid Senapelan. Tentu ini akan membuka sejarah baru tentang Pekanbaru ini," kata Yose.
 
Pada kesempatan tersebut, Yoserizal yang didampingi cicit dari H Sulaiman, Anita Farida Fatih Ali, bahwa di bawah rumah Fatih Ali di jalan Kesehatan, Senapelan, ada sebuah terowongan atau bunker. Dimana ceritanya bunker ini tembus hingga mencapai tepian Sungai Siak. 
 
Farida menceritakan bahwa beberapa tahun yang lalu, ia bersama kelurga membongkar rumah dan menggali kolam yang berada di belakangnya, dan ditemui benda-benda bersejarah berupa senjata zaman Jepang, piring-piringan kuno, Samurai Jepang, Pedang, dan keramik.
 
"Di saat kami menggali di belakang rumah itu banyak benda-benda peninggalan. Kalau dikumpulkan ada dua karung. Bahkan ada bunker, oom saya sempat kedalam bunker tapi tak sanggup karena pengap tak ada udara," cerita Anita Farida.
 
"Kami juga menjumpai kaleng-kaleng yang sepertinya peninggalan jepang, ada bumper mobil, ada setir kapal, topi-topi Jepang. Kalau digali terus kami tak berani, mungkin dari tim Budaya bisa menggalinya, silahkan. Kita ingin membongkar sejarah dari keluarga kami terdahulu," kata Cicit H Sulaiman ini.
 
Terpisah, Kabid, sejarah dan pelestarian cagar budaya, Darliana menjelaskan, setelah dilakukan penelitian selama satu minggu di rumah H Sulaiman, tim telah menemukan beberapa bukti sejarah tentang Pekanbaru. Dengan diizinkannya tim dari dinas Kebudayaan bersama 12 tim ahli dari pusat, akan ada sejarah baru tentang Pekanbaru. 
 
"Kami tidak menyangka dari temuan ini, pihak dari ahli waris mendukung untuk dipublikasikan dokumen ini bisa saja terbalik sejarah Pekanbaru. Hampir 70 persen ada surat dan dihibahkan sampai Teluk Lembu. Sejarah ini tidak pernah ditemukan sebelumnya, hal-hal seperti ini," kata  Darliana.
 
"Ada tenaga ahli 12 orang meneliti, seperti arkeolog, antropolok, teknoantrioplok, animator, fotografer. Ada dokumen dari tahun 1916, H Sulaiman ini masuk tahun 1823 dari india. Dari temuan ada benda-benda keramik yang abad 13, keramik yang punya itu biasanya orang kaya," tambahnya.
 
Pada kesempatan tersebut, Darliana juga memperlihatkan peti-peti tempat penyimpanan benda-benda sejarah yang belum dibuka. Termasuk paspor tahun 1923 milik istri dari H Sulaiman, Fatimah.
 
"Lihat ini, paspor saja ada buktinya. Dan paspor ini dibuat dari kain. Baru kali ini ditemukan paspor dari kain pada zaman lalu, dan ada capnya," kata Darliana, sambil menunjukkan paspor dari kain tersebut, dan foto Fatimah.
 
Untuk selanjutnya, ditemukannya sejarah baru tentang Pekanbaru ini. Akan terus digali, dan akan dipublikasikan kembali. Rumah tinggal H Sulaiman yang berada di Kampung Dalam akan dijadikan museum sejarah H Sulaiman bagi Pekanbaru.
 
Reporter: Nurmadi
Editor: Nandra F Piliang