Ditolak di Pariaman, Jenazah Abu Ibrahim Akhirnya Dimakamkan di Desa Pandau Jaya Kampar

Ditolak di Pariaman, Jenazah Abu Ibrahim Akhirnya Dimakamkan di Desa Pandau Jaya Kampar
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Sempat ditolak warga kampung halamannya di Pariaman, Sumatera Barat, jenazah Beny Syamsu Trisno alias Abu Ibrahim (32) akhirnya dibawa ke Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar.
 
Abu Ibrahim yang tewas dalam kerusuhan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Pandau Jaya, Jalan Purwodadi, Pasir Putih, Siak Hulu, Minggu (13/5/2018) pagi.
 
Jenazah Abu Ibrahim tiba di Pekanbaru melalui Bandara Sultan Syarif Kasim II pada pukul 07.40 WIB. Jenazah yang sudah dimasukkan ke dalam peti dibawa dengan mobil ambulans ke Desa Pandau Jaya.
 
Sesampainya di sana, jenazah Abu Ibrahim tidak dibawa ke rumah orang tuanya tapi langsung ke Musala  Al-Ikhlas, Jalan Kedondong, Pandau Jaya, untuk disalatkan. Sesaat membuka peti jenazah, isak tangis keluarga langsung pecah.
 
Keluarga, sejumlah warga dan aparat desa ikut menyalatkan jenazah. Setelah itu, jenazah dimakamkan di TPU Pandau Jaya, Jalan Purwodadi, Pasir Putih, Kecamatan Siak Hulu, 
 
Kepala Desa Pandau Jaya, Firdaus Roza, mengatakan, pihaknya menerima pemakaman Abu Ibrahim karena orang tua, istri dan anak-anaknya tinggal di Desa Pandau Jaya.
 
"Kita pernah ketemu orang tua, istri dan anak-anaknya. Itu alasan kami hingga menerima (pemakaman) di sini. Alasan kemanusiaan," ungkap Firdaus.
 
Firdaus mengakui awalnya ada gejolak-gejolak di masyarakat desanya. "Tapi kita beri masukan dan yakinkan bahwa kalau tidak di sini di mana lagi, sementara orang tua, istri dan anak-anaknya tinggal di sini semua," terang Firdaus.
 
Untuk diketahui, kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok bermula dari penolakan pihak keluarga narapidana terorisme saat polisi hendak memeriksa makanan yang dibawa. Ketika itu pihak keluarga bermaksud menjenguk salah satu narapidana terorisme.
 
Saat terjadi keributan beberapa petugas polisi disandera. Ada enam polisi yang disandera sejak kemarin dan senjata diduga direbut oleh para tahanan narapidana teroris. Tak ayal dalam kejadian itu lima personel polisi gugur dan satu tahanan tewas.
 
Adapun personel yang gugur adalah Bripda Syukron Fadhli, Ipda Yudi Rospuji, Briptu Fandy, Bripka Denny, dan Bripda Wahyu Catur Pamungkas. Sementara tahanan yang tewas adalah Abu Ibrahim alias Beny Syamsu, tahanan teroris dari Pekanbaru. 
 
Terkait Abu Ibrahim, dia ditangkap di Jalan Kopkar Raya, Perumahan Gading Permai, Pekanbaru, Selasa (24/10/2017) pukul 07.15 WIB. Pada saat itu, polisi juga menangkap terduga teroris Yoyok Handoko alias Abu Zaid (42) di Indomaret Jalan Bukit Barisan, Pekanbaru, pukul 06.00 WIB. 
 
Kemudian pada pukul 07.15 WIB, tim Densus 88 Mabes Polri juga menangkap tersangka Wawan alias Abu Afif (42) di Jalan Kopkar Raya, Perumahan Pandau Permai, Pekanbaru.
 
Pada pukul 10.30 WIB, polisi selanjutnya menangkap tersangka atas nama Handoko alias Abu Buchory di rumahnya, Perumahan Griya Taman Anggrek, Rambah Jaya, Siak Hulu Bukang Raya, Kampar. Kemudian pada pukul 12.30 WIB, ditangkap Nanang Kurniawan alias Abu Aisha di gang menuju rumahnya, Jalan Kubang Raya Km 5 Desa Kualu, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar.
 
Lima orang yang ditangkap di Riau itu pernah mengikuti latihan fisik persiapan teror (i'dad) dan latihan menembak. Mereka berlatih di Bukit Gema, Kabupaten Kampar.
 
Yoyok Handoko alias Abu Zaid merupakan salah satu yang ikut dalam i'dad di Bukit Gema, Kabupaten Kampar. Wawan alias Abu Afif memimpin baiat pada i'dad di Bukit Gema.
 
Beny Syamsu Trisno alias Abu Ibrahim dan Handoko alias Abu Buchori merupakan peserta latihan fisik di Bukit Gema. Sedangkan latihan menembak dilakukan di Jambi. 
 
Berdasarkan hasil penyelidikan, Yoyok dan Beni alias Abu Ibrahim terlibat perencanaan aksi teror dengan target kantor polisi di Pekanbaru. Sedangkan Wawan, yang merupakan amir Jamaah Anshar Daulah (JAD) Pekanbaru, berperan memotivasi kelompoknya untuk menyerang kantor polisi.
 
 
Reporter: Dodi Ferdian
Editor: Rico Mardianto