Yaman Masih Tak Aman

KBRI Evakuasi Lagi 27 WNI

KBRI Evakuasi Lagi 27 WNI

Jakarta (HR) - Sebanyak 27 warga negara Indonesia  di Yaman tiba di Tanah Air dengan menggunakan maskapai Yaman Airways dengan nomor penerbangan IY 862.
"Seluruhnya diterbangkan dari Bandar Udara Internasional Sana'a, Yaman dan direncanakan tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada Kamis, 5 Februari 2015 pukul 11.40 WIB," kata Kementerian Luar Negeri RI dalam rilis yang diterima Tempo, Kamis (5/3).
Seluruh WNI yang dipulangkan itu merupakan pelajar, santri dan mahasiswa beserta keluarga mereka. Di Yaman mereka menuntut ilmu pengetahuan Arab dan Islam di berbagai perguruan tinggi dan pondok pesantren di kota Sana'a, Mabar, dan Mukalla.
Setiba di Tanah Air, Kementerian bekerja sama dengan pemerintah daerah terkait memfasilitasi kepulangan mereka ke daerah asal masing-masing, yakni Aceh, Medan, Solo, Lombok, Kendari, Manado, Bandar Lampung, Tarakan dan Manokwari.
Menurut Kementerian, evakuasi masih bersifat sukarela dan terlaksana atas kerja sama antara KBRI Sana'a dengan otoritas terkait di Yaman.
KBRI Sana'a hingga saat ini masih melakukan kegiatan operasional secara normal, termasuk memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap WNI di Yaman.
Seiring dengan belum terciptanya situasi keamanan yang kondusif di beberapa kota di Yaman, KBRI Sana'a masih terus menerima permintaan evakuasi dari WNI.
Pada tahap pertama, pemerintah telah mengevakuasi 20 WNI dari Yaman. Mereka tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada Minggu 1 Maret lalu dengan menggunakan penerbangan Yaman Air.
KBRI Sana'a memperkirakan jumlah WNI di Yaman berjumlah lebih dari 4.159 orang. Mereka terdiri atas 2.626 mahasiswa/santri, 1.488 buruh migran, dan 45 staf KBRI beserta keluarga. Mereka tersebar di berbagai kota di Yaman, seperti Mukalla, Tarim, Hodaidah, Aden dan Zabid.
Pemerintah Indonesia tidak berencana untuk menutup kedutaaan besarnya di Sana'a seperti yang dilakukan beberapa negara Barat dan Timur Tengah.
"Pemerintah RI hingga saat ini tidak memiliki rencana untuk mengurangi aktivitas, apalagi menghentikan operasional KBRI Sana'a. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa pelayanan dan perlindungan WNI di Yaman dapat berjalan dengan baik, terkoordinasi, dan terukur serta sejalan dengan langkah perlindungan WNI sebagai prioritas politik luar negeri Pemerintah RI," kata Kementerian dalam rilisnya beberapa waktu lalu.
"Sebagai negara sahabat dekat, Indonesia meyakini kondisi keamanan di Yaman dapat kembali kondusif dan stabil serta berharap otoritas setempat dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan perlindungan bagi seluruh warga di Yaman, termasuk warga negara asing," kata Kementerian.(tpi/ivi)