Patok Batas Indonesia-Timor Leste Hilang

Patok Batas Indonesia-Timor Leste Hilang

KUPANG (HR)- Komandan Distrik Militer (Dandim) 1605 Belu Letkol (inf) Hendri Wijaya mengatakan patok tanda batas wilayah Negara RI dan Timor Leste di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, banyak yang hilang dan rusak karena kondisi alam berupa gerusan banjir dan abrasi.Saat dihubungi dari Kupang, Rabu (4/3), Hendri mengemukakan sejumlah tanda batas yang hilang dan rusak itu berada di sepanjang sungai yang membelah dua wilayah satu turunan dan budaya itu.
Ia menegaskan, kendati banyak patok yang hilang dan rusak, namun wilayah RI sebagai kedaulatan negara di serambi negara itu, masih tetap utuh tanpa kehilangan sejengkal pun. "Kita tetap menjaga kedaulatan wilayah ini setiap jengkalannya," kata Hendri.
Sebagai komandan keamanan teritorial di tingkat Kodim, koordinasi penjaga batas wilayah dan keamanan negara di perbatasan, terus dilakukan terutama dengan personel Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste sektor Timur dari Batalyon Infantri (Yonif) 514/Raider Kostrad. "Termasuk komponen lainnya juga masyarakat di wilayah perbatasan ini," kata Hendri.
Dia mengatakan, terkait patok yang hilang dan rusak, sedang dalam perbaikan sehingga bisa difungsikan lagi. Terkait kondisi keamanan, Hendri mengaku hingga kini masih dalam posisi aman dan terkendali, termasuk kenyamanan aktivitas masyarakat sepanjang tapal batas negara.
Menurut dia, koordinasi pengamanan yang dilakukan dengan pihak pengamanan perbatasan dari Timor Leste atau 'Unidadi Patrouha main to Founteira' (UPF) terus dilakukan, sehingga patroli bersama TNI-UPF juga selalu dilakukan.
Kondisi itulah yang memberikan rasa nyaman dan aman, bagi seluruh masyarakat di sepanjang tapal batas untuk dua negara tersebut.
Hendri melanjutkan, selain kegiatan patroli bersama, kegiatan pemasangan patok sebagai pengganti yang hilang dan rusak, juga melibatkan pihak kepolisian penjaga perbatasan Timor Leste, sehingga tidak mengusik stabilitas keamanan di perbatasan.
Langkah itu sering dilakukan, untuk kemanan dan ketertiban di wilayah batas. "Apalagi warga perbatasan dan Timor Leste masih berasal dari satu keturunan dengan budaya yang sama," katanya.(ant/ivi)