BUMD Bumi Laksamana Jaya Bengkalis Hidup Segan Mati Tak Mau

BUMD Bumi Laksamana Jaya Bengkalis Hidup Segan Mati Tak Mau
RIAUMANDIRI.CO, BENGKALIS - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Bumi Laksamana Jaya (BLJ) milik Pemkab Bengkalis boleh dikatakan saat ini kondisinya seperti hidup segan mati tak mau. Berbagai persoalan dimasa lalu masih menghinggapi perusahaan semi plat merah tersebut, dan sejauh ini belum ada progres pengembangan usaha baru.
 
Menyikapi hal tersebut Wakil Ketua Komisi III DPRD Bengkalis Firman mengharapkan manajemen PT.BLJ membuat terobosan baru dengan melakukan pengembangan usaha, termasuk menjalin kerjasama dengan pihak ketiga atau investor. Apalagi saat ini PT BLJ nyaris tidak punya unit usaha permanen, sementara ada karyawan yang harus dibayarkan haknya setiap bulan.
 
“Informasinya sekarang ini PT BLJ tak punya unit usaha yang dikelola sendiri. APMS di Air Putih dikelola pihak ketiga, pendapatan tentu jauh berkurang karena BLJ hanya menerima fee dari kerjasama dengan pihak ketiga tersebut,” ungkap Firman, Rabu (28/03/2018).
 
Disarankan politisi PPP ini, manajemen perusahaan sekarang harus mampu melakukan lobi-lobi kepada pihak lain untuk melakukan investasi di Negeri Junjungan, tentu dengan melibatkan PT BLJ sebagai induknya. Banyak peluang usaha yang bisa dikembangkan, khususnya di sektor perkebunan, perikanan serta produk usaha kecil dan menengah dengan muatan lokal.
 
Hanya saja, tukas Firman, persoalan permodalan merupakan kendala utama, karena PT BLJ nyaris tidak punya modal kerja lagi. Ditambah lagi puluhan karyawan yang sudah di-PHK beberapa tahun lalu sampai sekarang pesangon mereka belum kunjung dibayarkan.
 
“Persoalan dilematis yang terjadi di tubuh PT BLJ saat ini adalah persoalan modal kerja. Aset sudah ada, seperti Rice Processing Complex (RPC) di Sepotong, APMS di Air Putih, lokasi penumpukan material dan beberapa aset yang sudah ada sebelumnya,” ujar Firman mencontohkan.
 
Untuk itu diperlukan pengembangan unit usaha baru dengan sistem investasi. PT BLJ bertindak sebagai mediasi atau pihak yang menyiapkan sarana pendukungnya, investor menyiapkan modal kerja.
 
“Harapan kita tentu  BUMD ini tetap eksis, tapi harus ada teroboson baru. Kalau tidak seperti sekaranglah kondisinya, hidup segan mati tak mau,” tutup Firman.
 
Reporter: Usman
Editor: Nandra F Piliang