Soal TKI Dihukum Pancung di Arab Saudi, Fahri Hamzah Sebut Pemerintah Gagal Berdiplomasi

Soal TKI Dihukum Pancung di Arab Saudi, Fahri Hamzah Sebut Pemerintah Gagal Berdiplomasi
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Kokesra), Fahri Hamzah mengatakan bahwa kejadian hukuman mati terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi Muhammad Zaini Misrin sangat ironis.
 
Apalagi, lanjut Ketua Tim Pengawasan Tenaga Kerja Indonesia (Timwas TKI) DPR RI itu, kejadian itu terjadi ditengah-tengah berlakunya Undang-Undang nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI)  yang sedang giat-giatnya disosialisasikan oleh DPR.
 
"Jangan sampai masyarakat menjadi pesimis dengan perlindungan tenaga kerja kita, yang seolah-olah (UU PPMI) nggak ada gunanya. Ini harus dijadikan momentum untuk perlindungan," katanya.
 
Menjawab pertanyaan, apa pemerintah mengabai terjadinya peristiwa yang menimpa TKI itu, menurut Fahri hal tersebut suatu kegagalan komunikasi yang dilakukan pemerintah. Pemerintah harus segera membuat klarifikasi atas peristiwa tersebut.
 
"Kenapa gagal diplomasinya? Setahu saya, kalau dari awal memahami betul, mudah kok menjelaskannya. Sebab, kadang-kadang sumbernya karena kesalah pahaman. Dan banyak sekali kasus seperti ini, yang seharusnya bisa kita tangani" tambah politisi PKS itu lagi.
 
Fahri menilai, pemerintah selama ini tidak mampu menggerakan sumberdaya yang dimilikinya, sehingga posisi tawar bangsa Indonesia sangat lemah dalam hal berdiplomasi. Padahal yang sudah-sudah, pemerintah bisa menyelamatkan TKI yang tersandung masalah hukum di tempat kerjanya.
 
"Pemerintah harusnya bisa meminta kepada Pemerintah Arab Saudi untuk menunda eksekusi mati terhadap tenaga kerja kita. Apalagi, dalam iklim seperti sekarang harus bisa. Kalau tidak bisa, artinya kita yang lemah, jangan nyahin orang lain," pungkas Fahri. 
 
Reporter:  Syafril Amir
Editor:  Rico Mardianto