Kampanye di Pasar Cik Puan

Syamsuar: Bangun Pasar Kok Hitung-Hitungan

Syamsuar: Bangun Pasar Kok Hitung-Hitungan
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Mendapat giliran kampanye dialogis di Pekanbaru, Calon Gubernur Riau dengan nomor urut 1, Syamsuar melakukan dialog dengan sejumlah pedagang Pasar Cik Puan, Senin (13/3/2018). Berbagai keluhan pun terlontar dari mulut pedagang, mulai dari penurunan jual beli hingga kondisi pasar yang memprihatinkan. 
 
Ketua pedagang Pasar Cik Puan, Sutan Sarmuni Sikumbang mengatakan, bahwa pasar tersebut saat ini sangat memprihatinkan. Untuk itu, dirinya berharap Paslon nomor urut 1 ini bisa memberikan perubahan dengan cara membangun pasar itu kembali. 
 
"Pasar ini memang berada di tengah kota, namun kondusinya memprihatinkan. Bahkan kami (pedagang,red) sudah 17  tahun masih berjualan di tempat penampungan sementara (TPS). Ini TPS terlama di Indonesia," ujarnya. 
 
Sutan berharap, jika Syamsuar terpilih dapat melanjutkan pembangunan pasar tradisional Cik Puan melalui dana APBD bukan pihak ketiga. 
 
"Kami siap mendukung paslon nomor urut 1. Jika pak Syamsuar terpilih menjadi Gubernur Riau, kami sangat berharap pasar tradisional ini dihidupkan kembali. Kami sebagai pedagang ini sebenarnya butuh bukti bukan janji," ungkap dia. 
 
Menanggapi keluhan dari pedagang tersebut, Syamsuar mengaku jika permasalahan pasar ini
sebenarnya sudah lama dan solusinya juga tidak sulit. Dimana aset lahan pasar ini akan diserahkan kepada Pemko Pekanbaru. 
 
"Jika saya terpilih, maka seluruh permasalah pasar ini akan kami pelajari. Sedangkan khusus aset lahan, akan saya serahkan ke Pemerintah kota Pekanbaru sehingga cepat dibangun," ungkapnya.
 
Syamsuar juga menambahkan, sesuai dengan keinginan para pedagang. Pembangunan pasar ini akan dilakukan oleh Pemerintah kota melalui dana APBD bukan pihak ketiga. 
 
"Kalau uang Pemko tidak cukup membangun, maka kami siap membantu dananya. Saya lihat, di Dumai saja ada pasar yang dibangun Pemprov. Intinya, Bangun pasar kok hitung-hitungan. Apalagi ini untuk kepentingan masyarakat juga," tutupnya.
 
Reporter: Andika
Editor: Nandra F Piliang