Honor Tinggal Rp200 Ribu per Bulan, Guru Madrasah Ancam Gelar Aksi

Honor Tinggal Rp200 Ribu per Bulan, Guru Madrasah Ancam Gelar Aksi
RIAUMANDIRI.CO, BENGKALIS - Berbagi persoalan yang menerpa ribuan guru madarasah di Kabupaten Bengkalis seperti tiada habisnya. Kalau dulu menyangkut keterlambatan pencairan dana bantuan untuk para guru, kini persoalan berkurangnya dana bantuan dana hibah dari Pemkab Bengkalis dari Rp34 miliar menjadi Rp9 miliar.
 
Dengan dana hibah sebesar itu, seluruh guru madrasah di semua tingkatan, mulai dari PDTA, MI, MTs hingga MA, hanya akan dibayar Rp 200.000 per bulan. Jauh merosot jika dibanding tahun-tahun sebelumnya berkisar Rp 650.000 hingga Rp1000.000 per bulan.
 
Terjun bebasnya bantuan dana hibah dari Pemkab Bengkalis membuat gusar ribuan guru madrasah di Kabupaten Bengkalis. Menurut mereka, gaji Rp 200 ribu per bulan sangat tidak manusiawi dan sangat-sangat memprihatinkan.
 
“Kita masih ingat janji-janji kampanye Pak Bupati dulu, katanya mau menyamakan honor yang diterima guru madrasah dengan guru honor yang mengajar di sekolah umum. Kita akan tanyakan itu, karena jangankan menyamakan dengan guru di sekolah umum, yang ada sekarang malah jeblok se-jeblok-jeboknya,” ujar Ketua Forum Guru Madrasah Kabupaten Bengkalis Ridwan Ahmad, Senin (12/3/2018).
 
Ridwan mengatakan, pihaknya akan mengklarifikasi besaran dana bantuan hibah tersebut kepada pihak terkait. Jika memang tidak bisa disamakan dengam guru di sekolah umum, setidaknya honor yang diterima guru madrasah sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
 
“Kalau itu pun tidak bisa dilakukan, maka kami ribuan guru honor madrasah di Kabupaten Bengkalis siap menggelar aksi demonstrasi. Bagi  kami, Rp 200 ribu per bulan itu sangat tidak manusia, sangat-sangat keterlaluan,” ujar Ridwan lagi.
 
Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Bengkalis, Sofyan saat dihubungi, tidak menampik terjadinya penurunan bantuan hibah yang sangat besar pada tahun anggaran 2018 ini. Jika tahun sebelumnya bantuan dana hibah untuk guru madrasah sebesar Rp34 miliar, tahun ini hanya tinggal Rp9 miliar.
 
Kemungkinan akan ditambah pada Perubahan APBD 2018 nampaknya seperti mustahil mengingat kekurangan dana jika harus disamakan dengan tahun sebelumnya cukup besar. 
”Ditambah di APBD Perubahan bisa saja dilakukan, tapi  kan jumlah tetap tidak bisa sama seperti tahun lalu. Karena kekurangannya puluhan miliar,” kata Sofyan.
 
Saat pembahasan APBD 2018, kata Sofyan, dana bantuan hibah untuk madrasah sejatinya hanya Rp6 milar. Saat itu, kata Sofyan, dirinya bersama anggota Komisi IV yang lain berharap ada penambahan miminal menjadi Rp17 miliar. Namun apa lacur, saat pengesahan hanya bertambah Rp3 miliar menjadi Rp9 miliar.
 
Reporter:  Usman
Editor:  Rico Mardianto