Aliansi Mahasiswa Se-Rohul Sampaikan 7 Petisi ke Pemerintah

Aliansi Mahasiswa Se-Rohul Sampaikan 7 Petisi ke Pemerintah
RIAUMANDIRI.CO, PASIR PENGARAIAN - Rencana Pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada April mendatang terus menuai penolakan dari mahasiswa.
 
Di Rokan Hulu, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa se-Kabupaten Rokan Hulu, Kamis (8/3/2018) siang meggelar aksi unjuk rasa damai di bundaran Ratik Togak, Jalan Tuanku Tambusai, Pasir Pengaraian.
 
Selain berorasi, mahasiswa juga membentangkan poster berisikan berbagai persoalan masyarakat. Aksi mahasiswa tersebut cukup menarik perhatian masyarakat, khusunya pengendara yang melintas di Jalan Tuanku Tambusai.
 
Sedikitnya, 7 tuntutan disampaikan mahasiswa dalam aksi unjuk rasa tersebut. Pertama, menolak kenaikan harga BBM, dan normalisasi pendistribusian minyak ke Riau, naikkan dan stabilkan harga karet, stop kebijakan impor yang dianggap merugikan rakyat, tolak investasi asing, tegakkan keadilan hukum di Indonesia. Selanjutnya nasionalisasi aset bangsa, dan wujudkan demokrasi di tengah situasi darurat demokrasi ini.
 
Dalam orasinya, Korlap Aksi Asmarasyah mengatakan, banyak kebijakan pemerintah saat ini yang dinilai menyudutkan masyarakat. Menurutnya pemerintah terkesan acuh dengan apa yang menjadi penderitaan rakyat.
 
“Kenaikan BBM adalah salah satu contoh kebijakan yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat. Pemerintah tidak peduli ketika menaikkan harga kebutuhan rakyat, tidak memprbaiki kondisi anjloknya harga komoditas perkebunan, khusunya karet yang menjadi mata pencarian utama masyarakat Rohul,” ucapnya.
 
Armarasyah juga menyinggung janji politik yang pernah disampaikan saat Pilkada dan Pileg terkait akan dibangunnya pabrik karet di Rohul. Namun sampai saat ini janji tersebut belum juga terealisasi.
 
Selain itu, mahasiswa menilai DPR berupaya membungkam kritikan rakyat dengan UU MD3. Setelah berorasi, mahasiswa bergerak ke Kantor DPRD Rohul dengan sepeda motor untuk menyampaikan aspirasi.
 
Saat tiba di Gedung DPRD, tak satu pun anggota DPRD Rohul berada di gedung itu, sehingga membuat mahasiswa kecewa.
 
Aksi massa sempat memanas dan diamankan puluhan aparat kepolisian dari Polsek Rambah yang dipimpin Kapolsek AKP Didi Antoni, SH MH.
 
Setelah berorasi di luar Gedung DPRD Rohul, sekitar pukul 12.20 WIB, mahasiswa akirnya diterima Kabag Persidangan dan Produk Hukum Setwan DPRD Rohul, Gusman Efendi di aula Banggar DPRD Rohul. Dalam pertemuan di ruangan Banggar itu, Koordinator Umum Aksi, Ilham Al Amin mempertanyakan ketidakhadiran anggota dewan. Mahasiswa juga meminta surat perjalanan tugas anggota dewan sebagai bentuk transparansi.
 
Gusman menjelaskan kepada mahasiswa bahwa seluruh anggota DPRD Rohul termasuk pimpinan sedang ke luar daerah untuk urusan masyarakat ke Pekanbaru dan Jakarta. Mahasiswa membubarkan diri pada pukul 13.00 WIB.
 
Reporter:  Agustian
Editor:  Rico Mardianto