BPBD Bengkalis: Kasus Karhutla Meningkat

BPBD Bengkalis: Kasus Karhutla Meningkat
RIAUMANDIRI.CO, BENGKALIS - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkalis, Ja'afar Arief dalam laporannya menyampaikan, kasus kebakaran dan luas area yang terbakar akibat karhutla tahun ini terjadi peningkatan yang sangat signifikan. 
 
Sampai Maret saja terjadi 32 kasus dan 188.7 hektar lahan terbakar, sedangkan tahun 2017 hanya 9 kasus dan luas areal terbakar 48 hektar saja.
 
Begitu juga dengan titik api (hotspot) yang terpantau oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), selama 3 bulan saja ditemukan 20 titik api. Sedangkan tahun 2017 hanya 26.
 
Dari 11 kecamatan, Rupat menjadi kecamatan dengan luas lahan terbakar paling luas yaitu 78 hektar (Ha) (7 kasus), disusul Talang Muandau, lahan terbakar 32 Ha (6 kasus). Kemudian, Bandar Laksamana lahan terbakar mencapai 25.7 Ha (1 kasus) dan kecamatan Bengkalis 25.5 Ha lahan terbakar dari 2 kasus.
 
Sedangkan Siak Kecil lahan terbakar 12 Ha (3 kasus), Kecamatan Mandau sebanyak 8 Ha lahan terbakar (7 kasus). Selanjutnya Bukit Batu, 3 Ha terbakar (1 kasus). Bantan hanya 2 Ha terbakar (3 kasus) dan Pinggir 1.5 Ha (1 kasus) saja.
 
Khusus, Bathin Solapan, menjadi satu-satunya kecamatan yang tidak terjadi karhutla selama periode Januari sampai dengan Maret 2018.
 
"Kondisi ini tidak terlepas dari prediksi BMKG bahwa Bengkalis akan mengalami 2 kali musim kemarau, pertama terjadi pada pertengahan Januari hingga awal Maret, dan kedua diperkirakan Mei hingga akhir Agustus 2018," ujar Ja'afar saat rapat koordinasi terkait pencegahan karhutla di Kantor Bupati Bengkalis, Selasa (6/3/2018). 
 
Menyikapi kondisi ini, Pemkab Bengkalis telah menetapkan siaga darurat karhutla, sejak 15 Februari sampai 31 Juli 2018 mendatang, status tersebut bisa diperpanjang atau dipersingkat. 
 
"Upaya pemadaman karhutla, semua komponen dikerahkan, Damkar, TNI/Polri, perusahaan. Saat ini titik api nihil, namun akan tetap siaga dan akan membentuk posko-posko penanggulangan Karhutla," tutup Ja'afar.
 
Reporter:  Usman
Editor:  Rico Mardianto