Usung Tiga Program Prioritas

Arif Wibowo Pimpin Garuda

Arif Wibowo Pimpin Garuda

JAKARTA (HR)-Arif Wibowo ditunjuk sebagai Direktur Utama baru PT Garuda Indonesia (Tbk) menggantikan Emirsyah Satar yang mengundurkan diri. Keputusan itu ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di Kantor Garuda Indonesia, Cengkareng, Jumat (12/12).

Arif Wibowo bukan orang baru bagi Garuda, sebelum jadi Chief Executive Officer (CEO) PT Citilink Indonesia, Arif sudah bekerja di Garuda Indonesia dari level bawah, yakni sebagai engineer of maintenance and engineering, pada kurun waktu 1990-1994. Lalu, setelah itu kariernya kian menanjak dengan menapaki karier sebagai manajer, general manager, dan posisi terakhir sebagai Executive Vice President Marketing and Sales Garuda Indonesia.

Kemudian, pada Mei 2012, Arif ditunjuk untuk memimpin Citilink Indonesia. Saat itu, bersamaan dengan pemisahan (spin off) Citilink yang awalnya strategic business unit (SBU) menjadi anak usaha Garuda. Pendirian Citilink sebagai anak usaha merupakan bagian dari strategi Quantum Leap Garuda.

Selain menjadi Dirut Citilink, Arif juga adalah ketua Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA).
Arif mengemban tugas berat untuk memulihkan keuangan Garuda yang "sakit" setelah maskapai nasional ini mencatat kerugian pada kuartal III 2014 sebesar 219,54 juta dollar AS.

Setelah ditunjuk jadi Dirut Garuda baru, dia mengutarakan tiga resep agar Garuda mampu kembali terbang tinggi. "Pertama, revenue generator menjadi penting karena kita harus menghasilkan uang semaksimal mungkin," ujar Arif di Kantor Garuda, Cengkareng, Tangerang, Jumat (12/12).

Tak cukup membangkitkan generator pendapatan perusahaan, Arif juga akan mencoba mengendalikan biaya operasi Garuda.
"Kedua, cost driver kita restrukturisasi karena kita harus kompetitif karena tahun depan kita menghadapi stagnansi ekonomi yang berpengaruh kepada angkutan udara, sehingga kita harus yakin cost kita benar-benar kompetitif," kata dia.

Semantara untuk resep ketiga, dia menyatakan, akan memangkas biaya-biaya yang kurang maksimal memberikan pemasukan kepada Garuda.

"Ketiga, yang paling penting adalah kita pastikan secara finansial itu kita aman sampai satu tahun ke depan, prioritas saya dalam waktu dekat ini, metode banyak tapi salah satunya refinancing," ucap dia.
Dia pun berharap nantinya Garuda mampu kembali sehat dan bisa kembali terbang tinggi. (kcm/dn)