Bantu Padamkan Karhutla di Riau, APP-Sinarmas Forestry Kerahkan 3 Helikopter

Bantu Padamkan Karhutla di Riau, APP-Sinarmas Forestry Kerahkan 3 Helikopter
RIAUMANDIRI.CO, MERANTI - Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau, perusahaan yang tergabung dalam APP- Sinarmas Forestry Wilayah Riau mengerahkan tiga helikopter water bombing. 
 
Public Relations Sinarmas Forestry, Nurul Huda, mengatakan, dua dari tiga helikopter yang diterjunkan untuk melakukan water bombing (pengeboman air) adalah jenis Puma, yaitu Superpuma dan Puma L1 dengan kapasitas bucket air 5.000 liter sekali angkut (bombing). 
 
"Satu lagi helikopter waterbombing jenis Bell 412 dengan kapasitas bucket air 2.000 liter sekali angkut air untuk water bombing, untuk membantu pendinginan areal karhutla di Meranti," ujar Nurul Huda, Jumat (16/2/2018).
 
Sesuai dengan permintaan Pemprov Riau, melalu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, kata Nurul, APP-Sinarmas Forestry Wilayah Riau selama dua hari ini menerbangkan tiga helikopter water bombing Superpuma jenis L1 serta satu heli jenis Bell 421 untuk meng-track serta menentukan spot pemadaman dari udara di Meranti oleh helikopter water bombing.
 
"Heli Superpuma kita diterbangkan dari Baseops Heli kita di Perawang dengan jarak tempuh untuk refuel BBM satu setengah jam pergi pulang, dengan masa terbang satu kali refuel, dua setengah jam," jelas Nurul.
 
Kebakaran terjadi di lahan dan kebun milik masyarakat di sejumlah desa di Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti. Diperkirakan luasnya sekitar 135 hektare, sebagian lokasi bisa dipadamkan melalui darat, dan sebagian lagi melalui udara menggunakan helikopter Superpuma.
 
"Untuk kebakaran yang terjadi di lokasi Desa Lukun itu dibantu pemadaman dengan menggunakan heli Superpuma dengan water bombing atau bom air dari udara sebanyak 43 kali," ujar Kapolres Kepulauan Meranti AKBP La Ode Proyek, Rabu (14/2/2018) lalu.
 
Menurut Kapolres, polisi dan TNI kewalahan karena untuk menuju lokasi juga sangat jauh dari jalur darat dan pemukiman.
 
Public Relations Sinarmas Forestry, Nurul Huda.
 
"Yang terbakar di sana itu lahan gambut, kedalamannya sekitar 5 meter dan lokasi itu semak belukar, tidak ada tanaman. Tidak bisa dipadamkan api itu melalui darat, karena membahayakan petugas. Makanya digunakan heli dari perusahaan Sinarmas," ucap La Ode.
 
Tak hanya di hutan, kebakaran lahan juga terjadi di kebun sagu milik sejumlah warga, lokasinya di Jalan Abdul Rahman Desa Tanjung Sari, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti.
 
La Ode menjelaskan, luas lokasi area lahan yang terbakar seluruhnya hingga sampai saat ini mencapai 135 Hektare. Lokasinya tepat di titik koordinat N 0053'13.5", dan E 10247'58.4".
 
Pemilik Lahan yang terbakar di antaranya, Anuar (57) warga Desa Lukun, Buhari (54) warga Desa Lukun, Abusar (50) warga Desa Centai, Edy Susanto (48) warga Kelurahan Selatpanjang.
 
"Polisi dan TNI dibantu masyarakat sekitar mendatangi lokasi untuk melakukan pemadaman, api berhasil padam dan kini sedang proses pendinginan. Petugas juga mencatat saksi dan melakukan permintaan keterangan atau introgasi terhadap 4 orang saksi," katanya.
 
Helikopter Superpuma APP-Sinarmas Forestry Riau melakukan water bombing di Meranti. 
 
Selain itu, polisi juga memasang Police line dan spanduk di dekat lokasi yang terbakar. Untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus kebakaran lahan tersebut, petugas mengumpulkan barang bukti berupa kayu bekas terbakar.
 
"Kita sudah mengirimkan surat permintaan keterangan terhadap 4 orang selaku pemilik lahan untuk dimintai keterangan atau diperiksa," tegas La Ode.
 
La Ode menyebutkan, Selasa (13/2) sekitar pukul 13.00 WIB, tim Satgas Gakkum Karhutla Satuan Reskrim Polres Kepulauan Meranti melakukan pemeriksaan lokasi kebakaran yang terjadi untuk mendalami penyelidikan.
 
"Lahan yang terbakar itu terdapat tanaman rumbia atau sagu. Ada juga lahan semak belukar dan tanaman muda, yang merupakan milik beberapa masyarakat, belum ada tersangka dalam kasus ini," katanya. (rls/mc)
 
 
Editor : Mohd Moralis