Ekonom: Pengajuan Penambahan Modal BRK Hal yang Wajar

Ekonom: Pengajuan Penambahan Modal BRK Hal yang Wajar
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Ekonom Riau, Edyanus Herman Halim menilai penambahan modal sebesar Rp3 triliun yang diajukan oleh Bank Riau Kepri kepada para pemegamg saham merupakan hal yang wajar. Asalkan pengajuan tersebut bertujuan untuk kemajuan dan perkembangan perbankan kedepan, mengingat kondisi persaingan yang ada saat ini cukup ketat. 
 
Hal itu disampaikannya secara khusus kepada Riaumandiri.co, Jumat (9/2). Menurutnya, sebagai sebuah institusi perbankan, penambahan modal seharusnya memang ada, guna memperkuat jalannya sebuah bisnis. Karena tanpa adanya permodalan dikhawatirkan usaha perbankan tersebut tidak akan berkembang.
 
"BRK merupakan suatu usaha yang berorientasi kepada bisnis. Jadi bila suatu bisnis itu ingin maju, tentu permodalan harus diperkuat. Bahkan penambahan modal sebesar Rp3 triliun tersebut masih kecil, kalau bisa ditambah Rp5 T,"ujarnya. 
 
Dijelaskan Edyanus, disamping untuk pengembangan perbankan, penambahan modal tersebut juga bisa memberikan banyak manfaat, seperti meningkatkan kualitas SDM dan teknologi di dalam struktur BRK. Sementara terkait dengan kekosongan dua jabatan direktur, tidak ada kaitannya dengan permasalahan penambahan modal. 
 
Karena bisnis perbankan beroerintasi kepada bisnis, berbeda dengan kondisi dibirokrasi pemerintahan. Jika dua jabatan tersebut memang dibutuhkan, tentu akan diisi. Tentu dengan pengisian dua jabatan tersebut harus dipikirkan juga cost and benefitnya.
 
 "Jika ingin lebih efisien, dan seluruh operasional masih bisa dihandle, jadi tidak masalah. Ini kan tergantung kebutuhan saja," paparnya. 
 
Lebih lanjut menurut Edyanus Herman, tentunya banyak pertimbangan yang dilakukan BRK, saat ini kondisi BRK sudah mulai maju dan berkembang, baik transaksi dan juga bisnis perbankannya. Namun, diharapkan kedepan sebagai bank daerah, tidak hanya memikirkan untuk pengembangan usaha masyarakat, tetapi sudah seharusnya BRK memikirkan bagaimana bisa masuk di sektor-sektor bisnis yang besar, seperti Migas, dan lainnya. 
 
"Karena jika tidak, maka Riau akan terus tertinggal dari negara lain yang saat ini sudah berkecimpung di sektor bisns strategis," pungkas dia.
 
Reporter: Renny Rahayu
Editor: Nandra F Piliang