RIAUMANDIRI.CO, BONAI -- Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Datuk Seri Al Azhar meminta agar seluruh perusahaan yang berada di sekitar kawasan Bonai, Rokan Hulu, memperhatikan Suku Bonai. Termasuk dengan melestarikan tradisi-tradisi Suku Bonai. 

 

Hal tersebut disampaikan Al Azhar saat berkunjung dan silaturahmi ke tetua Adat Suku Bonai. Ikut serta tim peneliti dari Jakarta dalam prosesi penyerahan sejarah Suku Bonai dan profil tugas dan wewenang Lembaga Kerapatan Adat Ninik Mamak Tiga Suku Bonai, Selasa (30/01/2018).

 

"Mari bersama untuk terus meningkatkan dan menggali adat tradisi Suku Bonai. Kemudian kepada setiap perusahaan yang ada di wilayah tanah Suku Bonai untuk memperhatikan kebutuhan suku Bonai," pesan Datuk Al Azhar dalam sambutannya. 

 

Datuk Al Azhar berjanji, untuk Festivel Budaya Melayu November mendatang, Suku Bonai dari Desa Bonai, Rokan Hulu (Rohul) akan menampilkan seni budaya asli daerah itu. SeIain menyerahkan sejarah Suku Bonai yang menjadi bahan untuk diteliti kembali oleh tim MJO.

 

Pucuk suku Bonai Datuk Majopati, Samsibar juga menyerahkan proposal pembangunan Balai Adat Suku Bonai yang ditujukan ke PT Chevron. Datuk Majopati berharap proposal ini akan segera disampaikan oleh Datuk Seri Al Azhar kepada pimpinan PT Chevron. 

 

Ketua panitia, Kafrizal, yang didampingi Sekretaris Panitia, Jauhari mengucapkan terima kasih atas kedatangan Datuk Seri Al Azhar dan tim peneliti Suku Bonai. 

 

"Alhamdulillah acara ini berlangsung khidmat dan lancar dari awal hingga akhir. Walaupun sebenarnya acara dadakan. Tapi berkat kerja sama, berjalan lancar," ujarnya. 

 

Acara ini dimulai dengan penampilan tari Deo Suku Bonai dan Tari Semah Kampung oleh Sanggar Bonai junjungan di bawah naungan Lembaga Kerapatan Adat Ninik Mamak Tiga Suku Bonai. Tari ini sebagai tari tradisional dan khas Suku Bonai. Sebelum acara diakhiri para tamu undangan makan bersama dengan Datuk Seri Al Azhar dengan menu khas suku Bonai yakni gulai Ikan Salai, sambal goreng ikan salai, anyang pakis, gulai pangkek, dan makanan tradisional lainnya. (rilis) 

 

Editor:  Rico Mardianto