Bupati Siak Hadiri Rakornas Pemda di Banjarmasin

Presentasikan Upaya Minimalisir Karhutla

Presentasikan Upaya Minimalisir Karhutla

BANJARMASIN (HR)-Bupati Siak Syamsuar menjadi salah seorang narasumber dan pembicara pada Rapat Koordinasi Nasional Strategi Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam Mengurangi Resiko Kebakaran, Sabtu (28/2), di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin.

Selain Bupati Siak, ada juga Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail, Ramses Hutagalung dari Kementerian Dalam Negeri dan Prof Dr Ir Suprapto MSc.

Hadir dalam kesempatan ini Gubernur Kalimantan Selatan Rudi Arifin dan Dirjen PUM Kemendagri Agung Mulyana yang membuka secara resmi Rakornas.

Bupati Syamsuar dalam presentasinya menerangkan tindakan penanganan kebakaran hutan dan lahan sekaligus mengenai upaya pencegahan yang telah dilakukan oleh Pemkab Siak.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Walikota Depok, namun Nur Mahmudi lebih menfokuskan pembicaraannya pada kebakaran bangunan dan gedung yang berada di Kota Depok.

Disampaikan Syamsuar, ada 67 desa rawan kebakaran yang harus mendapatkan perhatian ekstra dari pihak terkait. Sementara ada 34 persen lahan gambut dari luas lahan dan hutan di Kabupaten Siak.

Berbekal pengalaman akan bencana yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan ini, Pemkab Siak telah melakukan langkah-langkah dan strategi pencegahan kebakaran maupun aksi pemadaman.

Hal itu antara lain dengan membentuk cluster dan regu pemadam kebakaran yang bermarkas di setiap kecamatan yang dilengkapi dengan peralatan pemadam kebakaran.

Di samping itu Pemkab Siak juga membangun sinergisitas antara pemerintah daerah, bersama TNI dan Polri, serta sejumlah elemen masyarakat dalam membentuk satgas pencegahan dan upaya pemadaman hutan dan lahan. Satgas ini sendiri ada dari tingkat desa hingga kabupaten.

"Di tingkat kecamatan, kendali satgas ini dipegang langsung camat, bekerjasama dengan Kapolsek dan Danramil yang hari ini masih disibukkan dengan aksi pemadaman," ungkap Syamsuar.

Satgas dilengkapi dengan tim penyidik sebagai langkah untuk mengantisipasi dapat melakukan penyidikan langsung. Jika nantinya ditemukan oknum tidak bertanggung jawab melakukan pembakaran hutan dan lahan.

"Kita punya satgas yang telah dibentuk, dan ini merupakan kerja sama dan sinergi antara pemerintah daerah bersama TNI, Polri, LSM, masyarakat peduli api, dan elemen masyarakat lainnya," terang Syamsuar.

Melihat kejadian kebakaran pada tahun 2014, maka tahun 2015 relatif lebih baik. Mengingat hingga akhir Februari ini sendiri di Kabupaten Siak hanya ditemukan dua titik api.(adv/hms)