Pindahkan Kedubes AS ke Yerusalem, Fahri Hamzah: Donald Trump Ngawur

Pindahkan Kedubes AS ke Yerusalem, Fahri Hamzah: Donald Trump Ngawur

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memindahkan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Yerusalem dan mengakuinya sebagai Ibukota Israel mendapat kritikan dari anggota DPR.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebut Donald Trump ngawur. “Presiden Trump mengumumkan Yerusalem sebagai ibu kota negara itu hal yang ngawur, tanpa melihat percakapan dunia tentang perdamaian dan kemerdekaan Palestina,” ujar Fahri menjawab pertanyaan wartawan usai membuka seminar Filantropi, di Komplek Parlemen Senayan. Jakarta, Kamis (7/12/2017).

Menurut Fahri, Donald Trump tidak membaca sejarah dan konteks dunia dan sibuk untuk keluar dari masalahanya sendiri dan kepentingan negaranya sendiri,  tidak membaca konteks dunia yang sedang membicarakan perdamaian dan kemerdekaan Palestina.

“Menurut saya, Donald Trump sebentar lagi akan dijatuhkan oleh Senat dan Kongres karena penyelidikan tentang keterlibatan Rusia dalam memenangkan dia dalam pemilihan Presiden makin lama makin kelihatan.  Mungkin dia mau mengalihkan isu dalam negerinya, tapi akibatnya dia mengorbankan apa yang sudah menjadi percakapan dunia selama ini tentang perdamaian dunia, dimana Yerusalem adalah bagian dari negara Palestina,” ujarnya.
 
Dalam semua perjanjian yang pernah ada, ulas Fahri, dalam 70 tahun ini posisi Yerusalem tidak pernah bisa menjadi bagian dari Israel. "Yerusalem jauh lebih dekat menjadi bagian dari Palestina dan sejarahnya begitu dan seharusnya juga begitu,” ujarnya.
 
Fahri  menilai bahwa kebijakan Trump ini agak mencemaskan, namun dunia jangan bereaksi terlalu ekstrim karena ini salah satu bentuk provokasi dunia untuk menciptakan kekacauan sehingga kita melupakan masalah inti dari persoalannya yaitu merancang kemerdekaan Palestina.
 
“Trump dan Netanyahu punya motif jahat terhadap keadilan dan terhadap perdamaian, maka kita jangan terprovokasi karena mereka tidak akan lama dan akan segera berakhir,” tegas Fahri.
 
Fahri tegaskan bahwa, Indonesia harus lebih keras bersikap bukan hanya menyesal-menyesal saja, sikap Indonesia terhadap perdamaian ini harus lebih keras sesuai dengan pesan-pesan para pendiri bangsa terutama posisi kemerdekaan Palestina.
 
“Jangan biarkan kita terus melihat Israel melakukan pencaplokan-pencaplokan tanah milik rakyat Palestina, ini merupakan kejahatan yang mengabaikan semua resolusi resolusi yang pernah ada termasuk PBB, Indonesia harus lebih keras berdiri melawannya,” tegasnya. ***


Reporter    : Syaril Amir
Editor          : Mohd Moralis