Elpiji Langka, Warga Kuansing Beralih ke Minyak Tanah dan Kayu Bakar

Elpiji Langka, Warga Kuansing Beralih ke Minyak Tanah dan Kayu Bakar
RIAUMANDIRI.CO, TELUK KUANTAN - Penderitaan masyarakat tak kunjung habis. Di tengah kesulitan ekonomi, mereka juga sulit untuk mendapatkan elpiji tabung tiga kilogram. Seperti yang terjadi di Kabupaten Kuansing, Riau. Hampir sepekan elpiji tersebut sulit ditemukan. Tak ayal, minyak tanah dan kayu bakar kembali menjadi bahan bahan bakar utama bagi ibu rumah tangga untuk memasak kebutuhan sehari-hari.
 
Seperti diutarakan salah seorang ibu rumah tangga, Yenti, ketika ditemui oleh Riaumandiri.co, Selasa (5/12/2017), saat mencari elpiji di Pasar Baserah, Kecamatan Kuantan 
Hilir. Ia mengaku sudah sepekan tabung kecil warna hijau itu tidak terpasang di kompor gas miliknya. Bahkan ia sudah mencari ke berbagai pengecer elpiji, tapi selalu kosong.
 
"Mau tidak mau saya harus beralih lagi ke minyak tanah dan kayu api untuk menanak nasi serta memasak lauk-pauk," ujar Yenti.
 
Dikatakannya, ia tak hanya mencari di Pasar Baserah, melainkan juga mencari ke Pasar Pegian dengan jarak tempuh 20 kilometer dari Baserah dengan menggunakan sepeda motor. Namun tetap saja upaya yang ia lakukan tidak membuahkan hasil.
 
"Saat saya tanyakan ke agen elpiji yang berada di Pasar Pegian, mereka menjawab kalau gas elpiji tersebut sudah satu minggu ini tidak masuk," ucapnya.
 
Hal serupa dialami Hendra (42), warga Kecamatan Benai, yang sudah beberapa hari ini mencari elpiji tiga kilogram. Bahkan Hendra sudah mencarinya hingga ke Kota Teluk Kuantan. Namun lagi-lagi usahanya itu gagal.
 
"Sudah dari hari, sejak Sabtu kemarin saya mencarinya, sampai sekarang belum ketemu," katannya.
 
Kosongnya elpiji isi tabung tiga kilogram terpaksa membuat Hendra beralih ke kompor minyak tanah. Tentu saja minyak tanah tidak murah di sini, di mana satu liternya bisa dipatok dengan harga hingga Rp10 ribu per liter. Pemakaiannya pun hanya beberapa hari saja.
 
Jika ia tidak sanggup membeli minyak tanah, terpaksa mencari kayu di kebun-kebun tetangga untuk memasak.
 
"Minyak tanah cepat habisnya, beda dengan elpiji yang kadang bisa tahan sampai 2 minggu," pungkasnya.
 
Hal ini pun dibenarkan oleh salah satu pengecer elpiji di Kota Teluk Kuantan, yang mengatakan, sudah beberapa hari agen tidak mengirimkan elpiji. Permintaan yang sudah dilakukan sejak pekan lalu tidak pernah terpenuhi hingga sekarang.
 
"Sudah lama kosongnya bang, tinggal tumpukan tabung yang tak ada isinya saja lagi. Nunggu dijemput oleh agen," katannya.
 
"Saya sangat berharap kepada pemerintah daerah untuk mencarikan solusi, terkait kelangkaan elpiji 3 kilogram ini. Diharapkan Pemerintah Kabupaten Kuansing melalui dinas terkait untuk turun ke lapangan," harapnya. ***
 
 
Reporter : Suandri
Editor       : Mohd Moralis