Curah Hujan Tinggi, Petani Karet Mulai Menjerit

Curah Hujan Tinggi, Petani Karet Mulai Menjerit
RIAUMANDIRI.co, TELUK KUANTAN - Harga murah ditambah lagi musim penghujan membuat petani karet di Kabupaten Kuantan Singingi mulai kelabakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
 
"Satu bulan terakhir ini, saya mulai kesulitan untuk membeli bahan - bahan pokok, seperti beras, cabe, ikan asin dan lain - lainnya," ujar Idir warga Desa Pelukahan, Kecamatan Kuantan Hilir Seberang kepada Riaumandiri.co, Senin (27/11/2017).
 
Dikatakan Idir, harga karet di tengkulak saat ini hanya berkisaran Rp. 6.500 / kg. dan parahnya lagi sudah sebulan ini hasil karetnya jauh merosot dari 4 bulan terakhir, yang biasanya satu minggu menghasilakan 85 kg, namun saat ini hasil karetnya hanya 35 - 48 kg per minggunya.
 
Menurut dia, merosotnya hasil karet sebulan ini akibat hujan yang sering turun. Akibatnya pohon karet dikebunnya tidak bisa disadap (takiek).
 
"Minggu ini saja, sudah empat kali hujan turun, akibatnya saya baru dapat dua kali menyadap pohon karet," ucapnya
 
Hal yang sama juga dirasakan oleh Irma (32) warga Desa Pulau Deras, kecamatan Pegean, bahwasa suaminya harus pergi merantau ke negeri orang hanya untuk menjadi kuli bangunan.
 
"Iya, udah 2 minggu ini suami saya pergi merantau ke Jawa, dan di sana ia berkerja sebagai kuli bangunan," keluh Irma.
 
"Saya juga berharapa kepada Pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Provinsi, atau Pemda, untuk bisa membantu para petani karet dengan menstabilkan / menyesuaikan harga karet dengan bahan - bahan pokok," harapnya.
 
Semantara, salah satu pengepul karet, jasmadi mengatakan, dalam 1 bulan terakhir ini ia dalam 1 minggu hanya bisa membeli 500 kg dari petani karet. Itu lantaran banyaknya petani karet yang tidak bisa menyadap karetnya akibat tingginya curah hujan.
 
"Biasanya dalam 1 minggu saya bisa mengepulkan / membeli karet dari petani sebanyak 1 ton, namun sekarang hanya 500 kg saja," ujarnya.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 28 November 2017
 
Reporter: Suandri
Editor: Nandra F Piliang