Dua Tahanan Lapas Pekanbaru Kabur Usai Todongkan Senpi ke Petugas

Dua Tahanan Lapas Pekanbaru Kabur Usai Todongkan Senpi ke Petugas
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU -Satriandi kembali membuat ulah. Pecatan Polri yang pernah melompat dari lantai 8 sebuah hotel di Pekanbaru saat digrebek polisi karena memiliki ribuan pil ekstasi itu kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pekanbaru, bersama tahanan lainnya, Nugroho, Rabu (22/11) sore.
 
Kenekatan Satriandi ini dilakukan kurang dari dua minggu setelah dirinya dijatuhi vonis 12 tahun atas kasus pembunuhan berencana yang menewaskan seorang warga Kampung Dalam, Pekanbaru, bernama Jodi Oye. Saat pengungkapan kasus inilah, petugas kepolisian melumpuhkannya dengan timah panas.
 
Meski masih dalam kondisi kaki pincang dan menggunakan tongkat, tidak mengurangi niatnya menodongkan senjata api ke petugas di depan pintu pengamanan, dan berhasil kabur memakai mobil Nissan X-trail yang telah menunggu di luar Lapas.
 
Menurut Kepala Lapas Julius Syahroza, Satriandi kabur setelah disupiri orang yang membesuk pada siang Rabu (22/11). Pengejaran sempat dilakukan tapi akhirnya Satriandi dan Nugroho raib tak bisa dikejar.
 
"Pencarian tengah dilakukan dengan berkordinasi dengan Polresta Pekanbaru," kata Julius kepada sejumlah awak media di Lapas Pekanbaru, Rabu malam.
 
Julius menerangkan, kabar kaburnya Satriandi ‎diperolehnya usai dirinya sampai di rumah. Informasi dikumpulkannya, Satriandi kabur sekitar pukul 16.40 WIB dengan berpura-pura mengambil kiriman di depan pintu pengamanan.
 
Karena jam besuk sudah habis, petugas pengamanan Lapas meminta Satriandi kembali ke sel. Perintah ini ditolak Satriandi dengan mendorong petugas serta menodongkan senjata api warna silver.
 
"Petugas yang ditodong ini adalah Darso Sihombing memakai alat berbentuk senjata api. Belum diketahui dari mana diperolehnya," terangnya.
 
Saat kabur itu, Satriandi dibantu Nugroho tahanan dalam perkara pencurian dengan pemberatan. Dengan terpincang-pincang memakai tongkat dia dipapah temannya hingga keluar dari gerbang Lapas.
 
Petugas tidak berani melawan karena takut ditembak Satriandi. Diapun masuk ke Nissan X-trail yang disebut memiliki plat merah atau mobil dinas. Hanya saja, informasi ini dibantah Julius dan menyatakan plat polisinya warna hitam. "Sepertinya (plat) hitam ya. (Nissan);X-trail," bantah Julius.
 
Pihaknya, kata Julius, tengah menyelidiki mengapa pintu pengamanan terakhir di Jalan Samarinda itu tidak digembok. Dan saat itu, seharusnya ada 2 penjaga yang standby karena jam besuk sudah ditutup.
 
"Seharusnya dikunci, ini gak tahu kenapa gak dilakukan. Saat itu hanya ada satu penjaga, satunya lagi berada di ruangan," terang Julius.
 
Lapas juga belum mengetahui dari mana Satriandi mendapatkan senjata api. Namun menurut Julius, pada siangnya ada dua orang yang membesuknya atas nama Resti Wahyuni dan Hasbi.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 23 November 2017
 
Reporter: Dodi Ferdian
Editor: Nandra F Piliang