BI Klaim Angka Inflasi Terus Turun 3 Tahun Terakhir

BI Klaim Angka Inflasi Terus Turun 3 Tahun Terakhir
RIAUMANDIRI.co, JAKARTA - Berdasarkan data yang telah dikumpulkan Bank Indonesia, tercatat dalam tiga tahun terakhir kondisi angka inflasi Indonesia cukup terkendali. Upaya ini dinilai atas kerjasama yang telah terjalin diseluruh pihak, baik pemerintah dan BI. 
 
Keberhasilan mengendalikan dan menjaga stabilitas makro Indonesia, terlihat pada kondisi stabilitas nilai tukar rupiah. Sebab permasalahan Rupiah hanya menyangkut Inflasi dan kurs.  
 
Demikian dipaparkan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, Senin (20/11) di hadapan ratusan wartawan dalam acara Pelatihan Wartawan Daerah di Jakarta. Menurutnya, bukti keberhasilan itu dibuktikan dengan terkendalinya Inflasi dan kurs dalam tiga tahun terakhir.
 
"BI itu tugasnya jaga stabilitas, terutama stabilisasi nilai rupiah. Nilai rupiah itu ada dua yang dijaga, adalah menjaga inflasi dan kurs. Permasalahannya adalah permasalahan dari inflasi dan kurs ada di sektor riil, padahal BI tidak ada di sektor riil, maka itu BI banyak koordinasi dengan sektor riil," jelasnya. 
 
Menurut Mirza, selain koordinasi dengan pelaku di sektor rill, untuk menjaga inflasi, maka jumlah barang dan jasa harus cukup. Sehingga untuk itu BI bersama dengan pemerintah terus mencari cara untuk meningkatkan produksi dan menjaga permintaan tetap terpenuhi.
 
Diakui, dalam rangka menjaga nilai tukar rupiah, ditentukan oleh penawaran dan permintaan valuta asing (valas). "Kalau jaga kurs, tentunya ditentukan bagaimana demand dan supply valas. Demand datang dari para importir yang meminjam dari LN (luar negeri). Supply valas datangnya dari eksportir, atau captal market yang masuk. Hal ini semua di luar BI, tapi stabilitas kurs dan inflasi itu tergantung apa yang terjadi di sektor riil," urainya.
 
Agar dana dari luar negeri semakin deras masuk ke Indonesia, dia mengaku pihaknya mendukung pemerintah untuk meningkatkan sektor pariwisata dari luar negeri.
 
"Kalau ada pertanyaan bisakah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 40 juta,  jawabannya sangat bisa, karena kita punya potensi. Hal itu sudah dibuktikan Turki, Inggris dan Malaysia serta Singapura," pungkasnya.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 21 November 2017
 
Reporter: Renny Rahayu
Editor: Nandra F Piliang