Tenas Effendy Tutup Usia

Tenas Effendy Tutup Usia

Innalillahi wainnailaihi rajiun. Duka tengah merundung Bumi Lancang Kuning. Salah seorang putra terbaiknya, H Tenas Effendy, telah dipanggil ke hadapan Allah SWT, dalam usia 78 tahun.

Tokoh masyarakat Riau yang juga Ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau ini, menghembuskan nafas terakhirnya, Sabtu (28/2) dini hari sekitar pukul 00.25 WIB di unit ICU Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru. Almarhum wafat setelah mengalami komplikasi penyakit. Sebelumnya, Tenas Effendy baru saja menjalani perawatan di Rumah Sakit Putra Medical Center, Malaka, Malaysia.

Perihal kabar duka itu dibenarkan Direktur Tenas Foundation, Denni Ermanto Iddehan, ketika dikonfirmasi tadi malam. "Kami sedang dalam perjalan pulang dari rumah sakit ke kediaman Pak Tenas. Mohon maaf bila ada kesalahan almarhum selama hidupnya," ujarnya.

Selama hidupnya, pria yang lahir di Kuala Panduk, Kabupaten Pelalawan, 9 November 1936 ini dikenal sebagai budayawan dan tokoh masyarakat Riau. Tenas dikenal aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Meski bukan seorang politikus, namun saran serta masukan dari Tenas selalu diperhatikan para petinggi di Bumi Lancang Kuning.

Sebagai seorang sastrawan, Effendy telah banyak membuat makalah, baik untuk simposium, lokakarya, diskusi, maupun seminar, yang berhubungan dengan Melayu, seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand Selatan, Filipina Selatan, sampai Madagaskar.
Selama hidupanya, almarhum juga dikenal sangat menjunjung tinggi dan amat peduli dengan kemajuan dan perkembangan kebudayaan Melayu.

Selain itu, sosok Tenas Effendy juga dikenal sebagai orang aktif berorganisasi. Hingga akhir hayatnya, Tenas masih dipercaya sebagai Ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau. Selain itu, Tenas juga masih memegang posisi penting di beberapa organisasi seperti Ketua Dewan Pembina Lembaga Adat Pelalawan, Pembina Lembaga Adat Petalangan dan penasihat Paguyuban Masyarakat Riau.

Kesehatan Menurun
Tenas Effendy, sebenarnya baru menjalani perawatan di ICU RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, sejak Jumat (26/2) kemarin. Langkah itu ditempuh pihak keluarga, karena kondisi kesehatannya yang terus menurun.  Sebelumnya, tokoh yang dikenal berperawakan tenang itu sempat dirawat di RS Putera Medical Center Melaka, selama seminggu.

Pesawat yang membawa Tenas Effendy mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, sekitar pukul 11.00 WIB kemarin. Selanjutnya dengan menggunakan ambulans, Tenas Effendy  langsung dibawa ke RSUD Arifin Achmad.

Sesampainya di RSUD, Tenas langsung ditangani tim dokter. Menurut keterangan dokter, Tenas sudah mengalami penyakit komplikasi. Sehingga perlu langkah intensif untuk menstabilkan kembali kondisinya sebelum dilakukan langkah untuk mengatasi penyakitnya.

"Kami punya tim di RSUD yang dipimpin dokter anastesi. Langkah pertama yang kami lakukan untuk mengembalikan kondisi tensi, pernafasan, setelah itu stabil baru dilakukan penanganan selanjutnya," terang Kabid Pelayanan Medik RSUD Arifin Achmad, Ruswaldi.

Menurut Ruswaldi pihaknya terus berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan penanganan kepada tokoh budayawan Riau tersebut. Segala upaya akan dikerahkan demi kesembuhan sang datuk. "Kami dari RSUD tetap mengupayakan penanganan yang maksimal, selain kita berdoa kepada Allah SWT," ujarnya.

Dari pantauan di RSUD Jumat siang kemarin, Tenas berbaring tak sadarkan diri di ruang ICU. Ia tampak didampingi keluarganya. Seorang seorang anak perempuan Tenas, tampak mengelus kepala sang bapak dengan penuh kasih. Sementara anggota keluarga lain tampak silih berganti masuk ke dalam ruang perawatan Tennas.

Menantu Tenas yang saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Gubernur, Edi Kusdarwanto, juga terlihat hadir di ruangan ICU tersebut menunggui kondisi mertuanya tersebut. "Mohon doanya untuk bapak ya," harapnya.

Kedatangan Tenas Effendy di RSUD Arifin Achmad, ternyata telah diketahui banyak kalangan. Tak ayal, ratusan orang berdatangan untuk menjenguknya. Mulai dari pejabat, tokoh LAM Riau, hingga masyarakat umum. Semua berharap dan berdoa, tokoh masyarakat Riau segera diberi kesembuhan.

Namun fakta ternyata berbicara lain. Allah SWT ternyata lebih ingin hambaNya itu menghadap ke haribaanNya. Pria yang telah menjadi panutan masyarakat Riau itu, akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir dini hari tadi. Innalillahi wainnailaihi rajiun. Selamat jalan bapak kami, semoga Engkau diterima dan diberi tempat yang sebaik-baiknya di sisi Nya. (nur, rud,ral)