Muhibah PWI Riau ke Bernama, Datuk Zulkefli: Media di Indonesia Lebih Bebas

Muhibah PWI Riau ke Bernama, Datuk Zulkefli: Media di Indonesia Lebih Bebas

RIAUMANDIRI.co, KUALALUMPUR - Perjalanan Muhibah PWI Riau ke Negeri Jiran Malaysia, pada hari ketiga, Kamis (12/10/2017), berlabuh ke Pertubuhan Berita Nasional Malaysia, Bernama (Kantor Berita Nasional Malaysia). Kedatangan rombongan yang dipimpin Ketua PWI Riau, Zulmansyah Sekedang ini, bersamaan dengan kedatangan PWI Kabupaten 50 Kota dan Payakumbuh, Sumatera Barat.

Dalam rombongan PWI Riau juga hadir Ketua Dewan Kehormatan PWI Riau, H Dheni Kurnia dan ketua Dewan Penasehat, H Helmi Burman, bersama 40 anggota rombongan lainnya.

Kedatangan PWI Riau maupun PWI dari dua daerah di Sumbar, disambut langsung oleh pimpinan Bernama, di antaranya Dato' Seri Azman Ujang dan Pengurus Besar Bernama, Datuk Zulkefli Salleh.

Dato' Seri Azman menyatakan kantor berita Bernama didirikan awalnya dari sejarah kelam antara Indonesia dan Malaysia pada tahun 1960 an.

"Saat itu Malaysia berkeinginan ada sebuah media untuk bisa menjawab serangan media Indonesia ke negara lain di dunia, karena saat itu Indonesia sudah mempunyai kantor berita, Antara," ungkapnya.

Namun dikatakannya, setelah ada kantor berita di dua negara, akhirnya menjadi jalan untuk mempersatukan dua negara yang saat itu bertikai dan menjadikan hingga saat ini Bernama dan Antara mempunyai hubungan baik.

Ditegaskannya, sejak berdirinya Bernama, kunjungan PWI Riau ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah.

"Jumlah ini terbanyak selama ini datang ke Bernama," ujarnya

Sementara itu Datuk Zulkefli mengungkapkan, pers sangat berperan dalam menjaga keutuhan dua negara.

"Selama ini Indonesia dan Malaysia selalu diterpa isu yang membuat dua negara ini bertikai, padahal keduanya adalah kakak adik," ucapnya.

Menurutnya peran media sangat penting untuk menjaga ini. Media harus bisa menjadi pemersatu kedua bangsa, karena jika dua negara ini bersama, maka akan bisa memperkuat ekonomi keduanya.

"Media di Indonesia sangat bebas. Maka bisa memberikan pencerahan agar hubungan ini bisa lebih baik, bukan memberikan informasi untuk memperuncing masalah," tambahnya.

Diceritakannya, Bernama didirikan pada bulan Maret tahun 1968. Namun saat ini hanya disubsidi 50 persen dari pemerintah, maka pihaknya harus berinovasi mencari pemasukan di antaranya mendirikan televisi, radio dan website.

Sementara itu Zulmansyah mengungkapkan, kedatangan PWI Riau ke Bernama, selain untuk silaturahmi, juga untuk mengetahui kondisi media di Malaysia saat ini.

"Kami ingin ada perbandingan positif, bagaimana kondisi media di Malaysia dengan Indonesia, khususnya Riau," tegasnya.

Dikatakannya, kunjungan ke Negeri Malaya ini juga untuk mempromosikan wisata Riau dengan slogan "Riau The Homeland of Melayu", di mana Riau juga menargetkan untuk bisa menjadi pusat budaya Melayu di tahun 2020.

Zulmansyah berharap dengan adanya silaturahmi ini, ke depan akan terjalin kerja sama yang baik antara media di dua negara, tidak hanya terkait media tetapi juga untuk
promosi daerah.

Usai dari Bernama, perjalanan Muhibah kembali dilanjutkan ke Radio Televisi Malaysia (RTM) yang merupakan radio dan televisi pemerintah milik Malaysia untuk selanjutnya
akan mengakhiri kunjungan ke Malaysia dengan mendatangi pusat pemerintahan Malaysia di Putra Jaya, sebelum kembali ke tanah air. ***


Reporter    : Eka Buana Putra
Editor          : Mohd Moralis