Jelang Asian Games XVIII

Stadion GBK Dirombak, Seat Penonton Dikurangi Menjadi 76 Ribu

Stadion GBK Dirombak, Seat Penonton Dikurangi Menjadi 76 Ribu
JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Stadion kebanggaan rakyat Indonesia, Gelora Bung Karno (GBK) yang mulai dibangun tahun 1958 untuk perhelatan akbar olahraga Internasional, Asian Games IV tahun 1962, kini dirombak total hampir mencapai 75 persen.
 
Perombakan stadion GBK kali ini juga untuk menyambut perhelatan yang sama, Asian Games XVIII tahun 2018. Hal tersebut seiring dengan terpilihnya kembali Indonesia sebagai tuan rumah dalam iven olahraga negara-negara Asia itu untuk yang kedua kalinya.
 
Perombakan total yang dilakukan mulai dari bentuk fisik bagian dalam stadion, dan infrastruktur penunjang yang ada di luar stadion. Hanya beberapa titik saja yang tidak dirombak, seperti bentuk stadion dan rumput aslinya Zoisya Matrella, sejak zaman Presiden Soekarno itu tidak diganti.
 
Perombakan yang paling tampak di dalam stadion, yakni dengan berkurangnya jumlah tempat duduk penonton, yang sebelumnya 80 ribu seat menjadi 76 ribu seat dengan single seat. Bangku-bangku yang tersedia dibentuk layaknya stadion berkelas dunia dengan polesan cat berwarna bendera Indonesia, merah- putih.
 
Sebenarnya, pengurangan jumlah seat ini sudah beberapa kali dilakukan. Pada saat dibangun, kapasitas awal sekitar 120 ribu penonton. Menjelang Piala Asia 2007, dilakukan renovasi pada stadion dengan turut mengurangi kapasitasnya menjadi 88.083 penonton, dan menjadi 80.000 penonton pada awal 2017. Kemudian jelang Asian Games XVIII ini, kembali dikurangi menjadi 76 ribu penonton saja.
 
Yang tak kalah pentingnya, lampu sadion juga diganti total. Jumlah lampu yang akan menerangi lapangan mencapai 600 lampu, dengan berat total lampu mencapai 16 ton. Penerangan lampu ini menyamai stadion-stadion di luar negeri.
 
 
Manager produksi PT Adhi Karya, Chabbi Wawan, mengatakan, untuk pengerjaan GBK saat ini sudah mencapai 85 persen, dan ditergetkan pada bulan Oktober 2017 sudah selesai, sesuai dengan target yang diberikan oleh Pemerintah.
 
"Kita mulai pengerjaan pada bulan Agustus 2016 lalu, sekarang sudah mencapai 85 persen. Hampir seluruh stadion ini dirombak, kecuali yang termasuk haritage atau cagar budaya yang ada di stadion tidak ada yang dibongkar. Termasuk rumuput itu asli dari awalnya, hanya dibongkar perbaikan yang di bawah," jelas Wawan kepada anggota Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) se Indonesia, Jumat (28/8) di Stadion GBK Jakarta.
 
"Untuk arsitek GBK ini hampir 100 persen diganti. Kami menurunkan 1.260 pekerja lokal untuk mempercepat pengerjaan, karena infrastruktur yang di luar juga dibongkar," tambahnya.
 
Disinggung besaran anggaran yang digelontorkkan untuk renovasi GBK ini, Wawan mengatakan, anggaran yang digunakan cukup besar karena hampir merombak total kondisi stadion, dari nilai kontrak yang disepakati termasuk pajak, anggaran mencapai Rp760 miliar.
 
"Sesuai dengan kontrak kami mencapai Rp760 miliar, sampai selesai kami kerjakan stadion ini hingga Oktober ini," katanya.
 
Untuk diketahui, gedung olahraga ini dibuka dan diresmikan pada 24 Agustus 1962 sebagai kelengkapan sarana dan prasarana dalam rangka Asian Games IV tahun 1962, di era Presiden Soekarno.
 
Selain untuk pertandingan sepakbola nasional dan internasional, GBK juga dipakai untuk berbagai macam acara, baik untuk acara keagamaan, acara peringatan hari besar, kampanye partai politik, ujian masuk CPNS secara serempak, maupun konser musik.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 19 Agustus 2017
 
Reporter: Nurmadi
Editor: Nandra F Piliang