Dihadiri Dahlan Iskan, Rakernas SMSI ke-1 Dihelat di Kota Surabaya

Dihadiri Dahlan Iskan, Rakernas SMSI ke-1 Dihelat di Kota Surabaya
SURABAYA (RIAUMANDIRI.co) –  Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Jawa Timur siap menerima kedatangan para peserta rakernas SMSI ke-1 yang dihelat di Kota Surabaya. Menurut panitia, persiapan acara sejauh ini sudah 90 persen, dan terus dikebut sampai benar-benar rampung, guna menyambut peserta dari seluruh Indonesia. 
 
Surabaya dipilih menjadi tempat rakernas karena dinilai strategis dan sesuai arahan dewan penasihat SMSI, Dahlan Iskan. 
 
"Setelah kami bertemu Pak Dahlan bersama ketum SMSI Pusat, Teguh Santosa dan Sekjen Firdaus, Pak Dahlan memberikan lampu hijau Surabaya jadi tempat rakernas pertama ini," kata Eko Pamuji, Ketua SMSI Jatim, Sabtu (22/7/2017) sore.
 
Dengan waktu yang relatif singkat, organisasi perusahaan media siber dengan tajuk SMSI ini ternyata telah terbentuk dihampir seluruh wilayah provinsi. Hingga berita ini dilansir, tak kurang dari 25 cabang se Indonesia telah terbentuk, dengan anggota yang rata-rata mencapai ratusan.
 
Rakernas SMSI I ini bakal digelar pada tanggal 26-27 Juli 2017 di Hotel Harris Gubeng Surabaya, diikuti oleh Dewan Penasehat dan Pengurus SMSI se-Indonesia. Ketua SMSI Jatim Eko Pamuji, mengatakan, bahwa seluruh persiapan telah dilakukan dengan maksimal, karena acara ini menghadirkan sejumlah tokoh penting.  
 
“Disamping Dewan Pers dan PWI, kami juga mengundang sejumlah tokoh penting lainnya seperti Pak Dahlan Iskan, dan untuk pemerintahan kami juga mengundang jajaran Kementerian Komunikasi dan Informatika, Forpimda Provinsi, dan Forpimda Kota Surabaya,” katanya.
 
Untuk diketahui, media siber merupakan wujud berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang kini telah mengubah lanskap ruang publik di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Individu tidak lagi menjadi audiens yang pasif. Dengan akses luas ke dunia maya, setiap individu juga bisa menjadi produsen informasi.
 
Lanskap baru ini mempermudah pertukaran informasi, termasuk kabar bohong atau hoax. Indonesia yang memiliki 250 juta penduduk dan diperkirakan 135 juta di antaranya memiliki koneksi ke dunia siber, menghadapi dilema. 
 
Di satu sisi, informasi dapat disebarkan dengan cepat dan massif. Di sisi lain, teknologi komunikasi dan informasi juga dapat digunakan untuk menyebarkan kabar bohong, ujaran kebencian dan fitnah, pun dengan cepat dan massif.
 
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) meyakini, cara terbaik memerangi kabar bohong, terutama yang disebarkan di dunia siber, adalah dengan meningkatkan profesionalitas perusahaan dan wartawan media siber.
 
Selain UKW, yang juga perlu dilakukan adalah membangun asosiasi perusahaan media massa berbasis internet untuk mendorong profesionalitas perusahaan media siber yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia.*
 
Baca juga di Koran Haluan Riau
 
Editor: Nandra F Piliang