Tingkatkan Kualitas Petani Swadaya, SPKS Gelar Pelatihan Penyuluh

Tingkatkan Kualitas Petani Swadaya, SPKS Gelar Pelatihan Penyuluh
PASIR PENGARAIAN (RIAUMANDIRI.co) - Perkebunan Sawit saat ini menjadi lokomotiv utama perekonomian di Kabupaten Rokan Hulu. Namun, sayangnya, nasib petani swadaya yang dikelola secara pribadi oleh masyarakat, masih belum diperahatikan oleh pemerintah ataupun perusahaan kelapa sawit setempat selaku stakeholder. 
 
Akibatnya, kualitas dan kuantitas TBS yang dihasilkan juga kalah jauh dibandingkan petani Plasma yang dibina perusahaan. Untuk membina petani swadaya di Rohul dari Dinas Perternakan dan Perkebunan, bekerja sama dengan Sarekat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Rohul, Senin (22/5)  gelar pelatihan penyuluh perkebunan.
 
Hadir dalam Kegiatan tersebut, Ketua SPKS Nasional Man Suetus Alsy Hanu, Kepala Dinas Pertenakan dan Perkebunan Sri Harnodo, Perwakilan WRI Indonesia, Ketua SPKS Rohul Sihotang, Perwakilan Dinas Terkait dan juga penyuluh lapangan dan fasilitator daerah kabupaten Rokan Hulu.
 
Menurut Ketua SPKS pusat, Suetus Alsy Hanu, saat ini produktifitas petani swadaya masih jauh dibandingkan petani plasma. salah satu penyebabnya, yaitu minimnya pengatahuan tentang perkebunan sawit dari penyuluh, baik akibat kekurangan penyuluhan atau kemampuan penyuluh.
 
“Saat ini saja produktifitas petani sawadaya itu hanya mencapai 1 ton per hektare, mereka masih sulit mengathui bibit mana yang layak, pupuk dan kebun mereka di wilayah gambut. Harapan kami dengan pelatihan semcam ini  mereka mendapatkan pengetahuan, tidak hanya perusahaan tapi petani juga” jelasnya.
 
Selain pengelolaan kebun, Penyuluh juga diberikan informasi seputar dinamika pasar CPO yang kini berlaku di pasar dunia. Salah satunya tentang tarif berkelanjutan terkait RSPO dan ISPO, dimana perusahaan sudah menerapkan pola ramah lingkungan dengan tidak menerima hasil TBS dari Kawasan Hutan, Kawasan gambut dan tidak dari eksploitasi manusia.
 
“Apalagi Perusahaan Yang Ada diluar negeri sekarang Sudah Menerapkan Kebijakan Tidak Menerima CPO yang berasal dari Kawasan Hjutan, Dilahan Gambut Dan didapat melalui Ekspolitasi Manusia.” ujar Suetus.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 23 Mei 2017
 
Reporter: Agustian
Editor: Nandra F Piliang