12 Stadion Terbaik yang Dimiliki Indonesia, Anda Pasti Kagum

12 Stadion Terbaik yang Dimiliki Indonesia, Anda Pasti Kagum
RIAUMANDIRI.co - Tidak kalah dari negara-negara lainnya, Indonesia juga memiliki stadion olahraga yang megah dan mengagumkan. Selain megah, stadion-stadion di Indonesia juga sudah bertaraf internasional.
 
Stadion tersebut tersebar di beberapa daerah di Indonesia, dengan kapasitas penonton yang bervariasi. Stadion mana sajakah yang masuk dalam 12 stadion terbaik versi riaumandiri.co? Simak ulasan berikut:
 
12. Stadion Gelora Manahan - Solo
 
Stadion yang didirikan di atas tanah seluas 170.000 m2 ini berada di kota Surakarta, Jawa Tengah. Gelora Manahan mampu menampung 25.000 penonton di tribun terbuka, dan 10.000 penonton di tribun tertutup.
 
Nama Gelora Manahan mencuat ketika Indonesia menjadi tuan rumah difabel terbesar di Asia Tenggara, ASEAN Paragames 2011. Stadion ini diresmikan pada tanggal 21 Februari 1998 oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto. Saat ini sebagian besar digunakan untuk pertandingan sepakbola dan digunakan sebagai kandang klub Persis Solo.
 
11. Stadion Patriot - Bekasi
 
Stadion Patriot Chandrabhaga adalah stadion multi-fungsi di Kota Bekasi, Jawa Barat. Stadion ini lebih sering digunakan dalam pertandingan sepakbola. Dibangun pada tahun 1980 untuk menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat IV Tahun 1984. Pada tahun 2012, stadion ini direnovasi menjadi stadion bertaraf internasional yang berkapasitas 30.000 penonton, dan diresmikan pada 11 Maret 2014.
 
10. Stadion Wibawa Mukti - Bekasi
 
Stadion ini tergolong masih baru, dulunya dikenal dengan stadion Utama Kabupaten Bekasi. Dibangun dalam rangka Bekasi ketika menjadi tuan rumah Porda Jabar XII tahun 2014, dan dimanfaatkan juga ketika Jabar jadi tuan rumah PON XIX 2016.
 
Wibawa Mukti mampu menampung 40.000 penonton, dan kemungkinan akan menjadi salah satu venue sepakbola di asian games 2018, serta direncanakan menjadi kandang untuk klub Persikasi Kabupaten Bekasi di masa mendatang. Keunggulan lain dari stadion ini, memiliki akses transportasi yang sangat baik, salah satunya dekat dengan gerbang tol Cibatu KM 34.7 Jakarta-Cikampek.
 
9. Stadion Harapan Bangsa - Aceh
 
Stadion Harapan Bangsa atau Stadion Lhong Raya adalah stadion megah lainnya yang dimiliki Indonesia. Diklaim mampu menampung hingga 45.000 penonton, stadion ini terletak di Kota Banda Aceh.
 
Stadion kebanggaan Tanah Rencong ini sempat menjadi salah satu stadion termegah di Indonesia tahun 2000, namun akibat kurangnya perawatan dan terjadinya gempa yang disertai tsunami pada tahun 2004 silam, membuat julukan itu menjadi hilang. Dibangun tahun 1997, dan pada tahun 2011 stadion ini direnovasi sehingga stadion ini kembali diperhitungkan.
 
 
8. Stadion Maguwoharjo - Yogyakarta
 
Stadion Maguwoharjo atau dikenal dengan nama Maguwoharjo International Stadium, merupakan salah stau stadion bertaraf internasional lainnya di Indonesia. Dibangun pada tahun 2005, dan direnovasi pada tahun 2007 akibat gempa bumi yang terjadi pada 27 Mei 2006.
 
Stadion Maguwoharjo memiliki kapasitas 40.000 tempat duduk. Stadion ini memiliki tipe stadion sepakbola modern yang diklaim mirip stadion San Siro di Kota Milan-Italia, dengan ciri khas menara yang terletak di empat penjuru stadion dengan tangga berputarnya. Stadion ini tidak memiliki lintasan atletik sehingga penonton akan lebih nyaman dalam menyaksikan pertandingan sepakbola.
 
7. Stadion Si Jalak Harupat - Bandung
 
Si Jalak Harupat sebagai julukan pahlawan nasional Indonesia kepada Oto Iskandar di Nata. Terletak di desa Kopo dan Cibodas, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.
 
Stadion ini dibangun pada Januari 2003, selanjutnya diresmikan pada hari jadi Kabupaten Bandung ke 364, 26 April 2005 oleh Agum Gumelar. Stadion yang menelan biaya pembuatan Rp 67,5 miliar ini, mampu menampung penonton hingga 45.000 orang.
 
6. Stadion Aji Imbut - Kutai Kartanegara
 
Stadion Aji Imbut adalah sebuah gelanggang olahraga yang berlokasi di desa Perjiwa, Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Pemberian nama GOR Aji Imbut itu berdasarkan kajian yang mendalam terhadap seorang figur yang sangat berjasa dalam sejarah pembangunan di Kesultanan Kutai Kartanegara. Aji Imbut adalah gelar dari Sultan Aji Muhammad Muslihuddin.
 
Beberapa fasilitas olahraga di GOR Aji Imbut yaitu lapangan sepakbola, gedung velodrome tertutup, gedung beladiri, arena equistrian (berkuda), stadion panahan, arena sepeda BMX, asrama atlet serta dilengkapi jaringan infrastruktur dan dipercantik dengan penataan taman, dan plasa. Dibangun pada tahun 2005, dan dibuka pada Juni 2008.
 
Stadion berkapasitas 35.000 penonton ini, bahkan dibuatkan versi game-nya pada permainan Playstation berbasis sepakbola, yakni pada kaset PES 2013 dan seterusnya.
 
5. Stadion Gelora Bandung Lautan Api - Bandung
 
Stadion Gelora Bandung Lautan Api merupakan stadion kebangaan urang Sunda lainnya. Berada tepat di cekungan Danau Purba Bandung. 
 
Stadion ini didesain berstandar internasional, rumput yang digunakan adalah dari jenis Zoysia Matrella (Linn) Merr yakni rumput kelas satu standar FIFA. Stadion ini dilengkapi dengan lapangan sepakbola, atletik, kantor, sirkulasi, tribun atap full keliling, servis, e-board, scoring board dan kursinya tahan api dengan kursi merk Ferco. Karena standard FIFA itulah jumlah kursi penonton hanya 38.000 orang. Kalau tanpa kursi sebenarnya bisa menampung 72.000 orang.
 
4. Stadion Jakabaring - Palembang
 
Stadion Jakabaring atau Stadion Gelora Sriwijaya, adalah stadion bertaraf internasional lainnya yang ada di Indonesia. Stadion yang dibangun di atas lahan seluas 40 hektare ini mampu menampung hingga 45.000 penonton.
 
Stadion mulai dibangun pada 1 Januari 2001, diperuntukkan untuk penyelenggaraan PON XVI ketika Palembang ditunjuk sebagai tuan rumah di perhelatan yang dimulai pada 2 September 2004 itu. 
 
Stadion ini diberi nama berdasarkan kemaharajaan maritim Sriwijaya yang berpusat di Palembang yang berhasil mempersatukan wilayah barat Nusantara pada abad 7 sampai dengan abad 12. 
 
Stadion ini dipakai sebagai salah satu stadion yang menyelenggarakan pertandingan dalam Piala Asia 2007, sebagai pendamping Stadion Utama Gelora Bung Karno pada hari pertandingan ketiga, dan juga perebutan tempat ketiga pada ajang tersebut.
 
Hasil verifikasi AFC menjadikan stadion Jakabaring satu dari 3 stadion standar A AFC di Indonesia. Stadion ini juga menjadi stadion utama pada upacara pembukaan dan penutupan SEA Games 2011 di Palembang.
 
3. Stadion Palaran - Samarinda
 
Stadion Palaran atau Stadion Utama Kaltim ini dibangun oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk menghadapi PON XVII, dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono pada 18 Juni 2008. Stadion ini digunakan sebagai tempat upacara pembukaan dan penutupan PON XVII pada Juli 2008.
 
Stadion yang dibangun dengan biaya Rp 800 miliar ini, mampu menampung 67.075 penonton. Stadion Palaran juga dijadikan tempat berlatih alternarif Timnas Indonesia selain Gelora Bung Karno di Jakarta.
 
2. Stadion Utama Riau - Pekanbaru
 
Stadion Utama Riau dibangun Pemerintah Provinsi Riau ketika menjadi tuan rumah PON XVIII tahun 2012, di masa pemerintahan Gubernur Rusli Zainal. Tidak tanggung-tanggung, untuk membangun stadion megah ini, dihabiskan biaya hingga Rp 1,18 triliun untuk bangunan fisiknya saja, belum termasuk lahan yang digunakan seluas 30 hektare.
 
Selain tempat perhelatan PON XVIII, stadion ini juga sempat menjadi arena kualifikasi Piala Asia AFC U22 tahun 2012. Saat itu stadion ini benar-benar menjadi kebanggaan masyarakat Melayu Riau, bahkan Indonesia.
 
Namun kini stadion tersebut tidak terurus dengan baik, ilalang dan rumput liar tumbuh membelukar, pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kota Pekanbaru saling lempar tangan untuk perawatannya. Selain tidak ada lagi perhelatan akbar yang digelar di stadion berkapasitas 44.000 penonton itu, kawasan Stadion Utama Riau kerap terjadi tindakan kriminal, seperti begal, arena perkumpulan genk motor, hingga perbuatan mesum.
 
Pada pemerintahan Gubernur Arsyadjuliandi Rachman, stadion ini pernah dijadikan tempat pelantikan masal pejabat eselon III dan IV. Diduga stadion menunggak pembayaran listrik kepada PLN, saat itu pelantikan yang berlangsung hingga malam hari diterangi lampu-lampu mobil yang ada di sana.
 
1. Stadion Utama Gelora Bung Karno - Jakarta
 
Berbeda dari stadion lain di Indonesia yang kental dengan unsur kedaerahannya, Stadion Utama Gelora Bung Karno merupakan stadion kebanggan seluruh rakyat Indonesia di mana pun berada.
 
Penamaan Bung Karno pada stadion ini tentu saja karena Soekarno sang presiden pertama RI. Sempat diubah menjadi Stadion Utama Senayan pada 1998 pada pemerintahan Presiden Soeharto, namun dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.
 
Dengan kapasitas awal sekitar 120.000 penonton, stadion yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1958 dan penyelesaian fase pertamanya pada kuartal ketiga 1962 ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Menjelang Piala Asia 2007, dilakukan renovasi pada stadion yang mengurangi kapasitas stadion menjadi 88.083 penonton, dan menjadi 80.000 penonton pada 2017.
 
Gedung olahraga ini dibuka dan diresmikan pada 24 Agustus 1962 sebagai kelengkapan sarana dan prasarana dalam rangka Asian Games 1962. Menelan biaya sebesar USD 12,500,000 dengan kurs rupiah semasa itu.
 
Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958. Tentunya dengan dana yang sangat besar itu menjadikan gelanggang olahraga ini sebagai stadion sepak bola terbesar di Indonesia.
 
Selain untuk pertandingan sepakbola nasional dan internasional, GBK juga sudah banyak dipakai untuk berbagai macam acara, baik untuk acara keagamaan, acara peringatan hari besar, kampanye partai politik, ujian masuk untuk CPNS secara serempak maupun konser musik.
 
Demikian ulasan 12 stadion terbaik yang dimiliki Indonesia versi riaumandiri.co. Bagi stadion yang tidak masuk daftar jangan berkecil hati ya, masih ada Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta pada urutan pertama yang menjadi kebanggaan kita bersama.(RMC/Nandra)
 
Editor: Nandra F Piliang