FKPT Riau Gelar Dialog Antiterorisme dengan Aktivis Mahasiswa dan Birokrat Kampus

FKPT Riau Gelar Dialog Antiterorisme dengan Aktivis Mahasiswa dan Birokrat Kampus

PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co)-Perguruan tinggi merupakan bagian penting dalam membentuk peradaban pada suatu masyarakat karena kampus berisikan kaum-kaum intelektual yang berpikiran maju. Oleh sebab itu sangat penting bagi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk mendialogkan deradikalisasi dan pencegahan terorisme bersama masyarakat kampus, khususnya kalangan mahasiswa.

 

Hal tersebut diungkapkan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Riau Nizhamul saat pembukaan  Dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dan Birokrasi Kampus dalam Pencegahan Twrorisme, pekan lalu, di Kampus Binawidya Universitas Riau, Pekanbaru.


 

 "Adalah penting bagi kita semua untuk mendialogkan pemahaman deradikalisasi bersama kalangan masyarakat kampus, khususnya bagi bapak-bapak yang menjalankan birokrasi dan juga para mahasiswa kaum intelektual muda. Teristimewa adik-adik mahasiswa yang aktif di Lembaga Dakwah Kampus," kata Nizhamul.

 

Ikut hadir dalam dialog pencegahan terorisme ini Kasubdit Pencegahan Terorisme BNPT Andi Intan Dulung, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nazaruddin Umar, Rektor Universitas Riau Prof Aras Mulyadi, cendikiawan kebangsaan Dr Yudi Latief dan mantan narapidana terorisme ustad Chairul Gazali.

 

Dikatakan Nizamul, adapun tujuan dari dialog tersebut adalah untuk membangun sinergitas mahasiswa dan Birokrasi Kampus dalam Pencegahan paham radikalisme dan terorisme di perguruan tinggi. Kemudian memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai bahaya radikalisme dan terorisme dan langkah-langkah pencegahannya.

 

"Kami berharap terjadi penguatan paham kebangsaan dan Islam rahmatan Lil Al-Amin di tengah masyarakat kampus di Riau," katanya.

 

Sementara itu Wakil Ketua FKPT Bidang Agama Pendidikan dan Dakwah Saifunnajar menambahkan, kegiatan dialog melibatkan 100 orang mahasiswa dan kalangan birokrat kampus dari sejumlah perguruan tinggi yang ada di Riau.

 

"Kami mengundang BEM, aktivis LDK dan para pejabat birokrasi perguruan tinggi untuk mendialogkan problematika  kebangsaan bersama para narasumber bisa yang ada," tukas Saifun. (rls/ral)