Terisolir, Desa Pulau Muda Lambat Bangkit

Terisolir, Desa Pulau Muda Lambat Bangkit
Teluk Meranti (riaumandiri.co)-Nilai pendapatan warga Kecamatan Teluk Meranti saat ini tak seimbang dengan nilai kebutuhan warga.
 
Pasalnya harga sembako di daerah tersebut sangat tinggi dan tak seimbang dengan harga jual komoditi hasil panen sawit dan hasil nelayan yang jadi sumber mata pencaharian warga Pulau Muda. 
 
Warga mengaku kesulitan dengan kondisi perekonomian mengingat harga Sembako yang melonjak. 
"Kita hidup di Pulau Muda itu sekarang seperti terpaksa, karena hidup disana lebih besar pasak dari tiang. Harga Sembako tinggi. 
 
Sementara penjualan panen sawit warga yang cuma  Rp1000 per Kg. 
"Kesenjangan ini dipicu oleh faktor jalur transfortasi sulit. Jalan lintas bono rusak parah," uajr Hasby Rafdi SSos pemuda Desa Pulau Muda kepada Haluan Riau Minggu (9/4) di Pangkalan Kerinci.
 
Hasby yang mengaku sedih melihat kondisi perekonomian warga desanya. Kesenjangan atau perbedaan perekonomian begitu jauh dibandingkan dengan warga kecamatan lain yang sudah terpenuhi fasilitasnya dari pemerintah daerah. Seperti jalan yang memadai, masuknya listrik ke rumah warga yang men dapat pelayanan PLN selama 24 jam dan fasilitas lainya.
 
Dikatakan, sangat wajar kalau perputaran perekonomian warga desa Pulau Muda sangat lambat bila dibandingkan dengan perekonomian warga yang tinggal di perkotaan yang dimanjakan dengan ketersedian semua kebutuhan dengan harga yang terjangkau. "Wajar kalau ada produk sejenis didesa kami selisih harganya bisa men capai puluhan kali lipat. Seperti gas tabung 3kg, eceran di kota rata-rata Rp23 ribu. 
 
Sementara di desa kami menembus Rp50 ribu, itupun langka," bebarnya. 
"Hal itu terjadi akses jalan darat jalur lintas bono yang putus di lokasi Tanjung Membayang yang tak kunjung diperbaiki," tambahnya. (pen)