Berharap Kampar Jadi Serambi Mekkah Sebenarnya

Pj Bupati dan Bupati Terpilih Hadiri Dauroh Akbar

Pj Bupati dan Bupati Terpilih Hadiri Dauroh Akbar
BANGKINANG KOTA (RIAUMANDIRI.co) - Pemerintah Kabupaten Kampar bersama pengurus dan jamaah Markaz Islamic Center Bangkinang Kota gelar Dauroh Akbar tahunan.
 
Ikut hadir diantaranya Bupati Kampar terpilih H. Aziz Zainal, Forkopimda Kampar, Kepala OPD dan ribuan jamaah dari berbagai kalangan memadati Masjid Jami’ Markaz Islami Bangkinang Kota.
 
Pj Bupati Syahrial Abdi  berharap  melalui Dauroh Akbar Tahunan ini dapat menjadikan Kabupaten Kampar benar-benar menjadi Negeri Serambi Mekkah di Riau yang dikenal dengan masyarakatnya yang agamis dan berbudaya.
 
"Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran serta memperdalam keimanan kepada Allah SWT melalui pekan Dauroh ini dan menjadi pembelajaran untuk diamalkan dalam hidupan sehari-hari," ujar Pj. Bupati.
 
Selain itu Bupati terpilih Kabupaten Kampar Aziz Zainal yang juga hadir menyampaikan, ke depan dimasjid yang megah dan cantik ini ke depannya akan kita percantik lagi dengan kegiatan ke agamaan dan lainnya.
 
Sementara itu, Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc, MA dalam tausiahnya mengatakan menyangkut soal Akidah hendaknya harus bersumber dari Al quran dan As-sunnah atau Hadits sebagai landasan hukum yang harus diikuti sebagai petunjuk.
 
 "Apabila ada permasalahan maka kembalikan pada Alquran dan  Sunnah untuk penyelesaiannya dan jangan mengambil dalil dari selain dua pegangan kita tersebut. Apalagi menyangkut akidah merupakan hal yang sangat prinsip, harus ada dalil dari al quran dan hadits dalam mengambil keputusan dan penyelesaian permasalahannya," ungkapnya.
 
Selain dua hal itu, lanjutnya jangan dijadikan dalil atau landasan hukum sekalipun itu mimpi yang baik seperti mimpi disuruh berbakti pada orang tua atau bertemu dengan nabi dan lainnya, walaupun mimpi yang baik jangan dijadikan sebagai dalil, bahkan harus ditanyakan dahulu pada seorang ulama yang mengerti hukum agama agar diselaraskan dengan ajaran agama.
 
"Termasuk menyangkut soal tradisi yang sudah lazim dan menjadi kebiasaan kita, kalau tradisi yang baik baru kita pertahankan tetapi tradisi yang salah harus ditinggalkan seperti Nabi Ibrahim sampai pada zaman Rssulullah, pernah menegur suatu kaum yang telah lama menyembah berhala sebagaimana tradisi nenek moyangnya telah menjalankan itu sebagai kepercayaan," tambah Ustad Firanda. 
 
"Suatu hal yang sangat salah dan sesat tradisi tersebut karena itu kembali pada ajaran Al quran dan As-sunnah kalau kita bicara masalah akidah sebagai petunjuk ke jalan yang benar,"ujar Ustadz.