Ceramah Zakir Naik Jadi Ajang Bersyahadat

Ceramah Zakir Naik Jadi Ajang Bersyahadat
BANDUNG (RIAUMANDIRI.co)-Cendekiawan muslim bertaraf internasional, Dr Zakir Naik memberikan ceramah di hadapan puluhan ribu jamaah di Gymnasium Universiras Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Minggu (2/4). Dalam ceramah yang bertajuk 'Dakwah or Destruction' tersebut, menjadi ajang bersyahadat bagi sejumlah mualaf.
 
Setelah memberikan ceramah sekitar satu setengah jam, ulama asal India itu mempersilakan peserta yang hadir untuk bertanya. Namun, Ia memprioritaskan peserta non-muslim untuk memberikan pertanyaan.
Beberapa orang yang beragama non-Muslim seperti beragama Katolik, Kristen Protestan, ateis, dan Buddha melontarkan banyak pertanyaan tentang Nabi Isa, tentang Allah SWT, dan tentang Islam. 
 
Dari belasan orang yang bertanya, ada sekitar empat orang yang langsung bersyahadat menyatakan diri masuk Islam. Di antaranya adalah Danalia Permata Sari (26) beragama Buddha, Novita Luciana (25) beragama Katolik, Kevin beragama Katolik dan Deni Saputra seorang ateis.
Saat mualaf tersebut membacakan syahadat, banyak peserta yang tak bisa menahan tangisnya. Begitu juga, para mualaf, mereka terbata-bata membacakan dua kalimat syahadat sambil menangis.
 
Salah satu mualaf yang terus menangis setelah membacakan syahadat adalah Novita Luciana (25). Menurut Novi, ia tak bisa menahan rasa harunya karena akhirnya bisa memeluk Islam dan membaca syahadat.
 
Menurut Novi, dirinya mengenal Islam awalnya dari pacarnya yang muslim. Namun, selama ini pacarnya tak pernah memaksa dirinya untuk masuk Islam. Rasa penasaran justru timbul dari dirinya sendiri. Ia pun, melihat  video Zakir Naik di Youtube yang membandingkan tentang Bibel dan Alquran.
 
"Saya semakin yakin untuk memeluk Islam, setelah melihat video Zakir Naik," ujarnya. 
 
Novita mengatakan, sudah dua tahun ini mulai mempelajari Islam. Semakin dipelajari, ia merasa cocok karena agama Islam masuk akal dan mudah dipahami. Ia pun, mulai mengomunikasikan keinginan kuatnya untuk masuk Islam kepada orangtuanya. 
 
"Alhamdulillah, saya bisa bertanya langsung ke Zakir Naik dan dibimbing bersyahadat langsung oleh beliau," ujarnya/
 
Bagi Novi, adanya ceramah Zakir Naik di Youtube bisa memudahkan non-Muslim yang ingin mencari tahu tentang Islam. Karena kalau harus membaca buku biasanya Ia susah paham.
 
"Tadi saya pun dapat jawaban dari Zakir Naik, agar jangan khawatir kehilangan pekerjaan setelah masuk Islam karena Allah yang memberikan rezeki," tambahnya, seraya mengatakan bahwa ia sebernarnya sudah belajar salat dan sudah hapal surah al-Ikhlas, an-Nas, dan al-Falaq.
 
Sementara menurut Deni Saputra, dia sebenarnya lahir dari orang tua beragama Islam. Namun, kedua orangtuanya bercerai. Jadi, dia pun mempelajari banyak paham. Yakni, dari mulai paham komunis, sosialis, Kristen, Buddha, dan agama yang lainnya.
 
Namun, sampai sekarang dia belum meyakini satu agama pun. "Saya ke sini untuk menguatkan keyakinan saya, agama apa yang harus saya pilih. Soalnya, saya sering lihat Zakir Naik di Youtube memang masuk akal," katanya.
 
Deni mengatakan, ia sempat melontarkan beberapa pertanyaan kepada Zakir Naik, yang selama ini mengganjal pikirannya. Ternyata, Zakir Naik bisa menjawab semua pertanyaannya dan menjelaskannya. "Ya, saya mengikrarkan kembali untuk masuk Islam," katanya.
 
Sementara itu terhadap Indonesia, Dr Zakir Naik pun memiliki penilaian tersendiri. Menurutnya, Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, layak menjadi contoh keberagaman.
 
"Saya merasakan, Indonesia akan menjadi contoh negara (yang baik) dengan populasi umat Islam terbanyak di dunia," ujarnya.
 
Zakir mengaku senang dengan sambutan masyarakat Indonesia, bahkan bisa melihat secara langsung besarnya Indonesia. Menurutnya, kondisi umat Islam di Indonesia sudah dekat dengan Alquran dan sunah. Namun, yang harus menjadi penekanan yaitu menyampaikan isi kandungan Alquran tentang kebenaran Islam agar lebih dibumikan.
 
Bahkan, kata dia, kebenaran Islam harus diintensifkan bagi individu yang sampai saat ini belum meyakini apa itu Islam. "Saya bahagia bisa berada di sini. Tapi kalau Anda tidak menyampaikan (kebenaran) Islam kepada non-Muslim, maka Anda akan digantikan dengan orang lain oleh Allah," kata Zakir.
 
Dalam pemaparannya, Zakir lebih banyak mengingatkan seluruh umat Muslim di Indonesia agar jangan melupakan kewajiban dakwah mengingat arus informasi yang menjelaskan soal Islam hingga saat ini berada dalam lingkaran kekeliruan. Hal tersebut, kata Zakir Naik, penting agar kebenaran tetantang Islam juga ditujukan kepada non-Muslim agar tidak salah dalam menilai.
 
"Itu sebuah kewajiban setiap Muslim menyampaikan pesan Islam kepada orang yang tidak memahaminya," katanya. (bbs, rol, ant, ral, sis)