World TB Day, Diskes Kampar Gelar Gerakan Ketuk Pintu Seribu Rumah

World TB Day, Diskes Kampar Gelar Gerakan Ketuk Pintu Seribu Rumah
BANGKINANG (RIAUMANDIRI.co) - Setiap tanggal 24 Maret diperingati World TB Day atau Hari TB Sedunia (HTBS). Di Kabupaten Kampar peringatan ini dilakukan dengan membuka Pos TB dan Gerakan Ketuk Pintu Seribu Rumah, Temukan Obati dan Sembuhkan.
 
Kegiatan ini dilakukan di setiap kecamatan di Kabupaten Kampar, untuk menemukan penderita tuberkulosis (TB). Demikian disampaikan, Kepala Dinas Kesehatan Kampar melalui Sekretaris Diskes Dedi Sambudi, SKM, M.Kes saat ditemui riaumandiri.co di ruang kerjanya, Kamis (23/3).
 
"Dengan begitu akan mudah terdekteksi penderita-penderita TB yang ada di Kabupaten Kampar, karena selama ini kesadaran masyarakat terkait penyakit TB ini sangat rendah, karena gejalanya dinilai sebagai batuk biasa, padahal itu bisa saja gejala TB," ungkap Dedi.
 
Ia menambahkan, penderita TB di setiap kecamatan di Kabupaten Kampar bervariasi, antara 10 sampai 15 orang, namun penemuan kasus baru masih sangat rendah.
 
"Untuk itu, melalui peringatan Hari TB sedunia ini, kita menghimbau masyarakat untuk hidup sehat, dan memeriksa kesehatan di Puskesmas terdekat agar gejala penyakit seperti TB bisa cepat ditangani, apalagi obat TB itu tersedia gratis di Puskesmas," terangnya.
 
Kedepannya, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan, Kemenkes RI juga telah meluncurkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) 12 Nobember lalu. Gerakan ini akan dimulai dengan 3 fokus kegiatan, yaitu meningkatkan aktifitas fisik, konsumsi sayur dan buah, serta deteksi dini penyakit tidak menular (PTM).
 
"Sedangkan di Kampar Germas akan dilaunching pada 16 April mendatang. Program ini bertujuan menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan, menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk, menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan," ulas Dedi.
 
"Prinsip Germas, yaitu kerjasama multisektor; keseimbangan masyarakat; keluarga dan individu, pemberdayaan masyarakat, penguatan sistem kesehatan; pendekatan siklus hidup, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan berfokus pada pemerataan layanan," pungkas Dedi.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 24 Maret 2017
 
Reporter: Ari Amrizal
Editor: Nandra F Piliang