Mengenang Satu Tahun Wafatnya Hj Djaninar

Ratusan Masyarakat Panjatkan Doa

Ratusan Masyarakat Panjatkan Doa
PEKANBARU (riaumandiri.co)-Hari Selasa (21/3) kemarin, memiliki makna tersendiri bagi keluarga besar Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang Riau, H Basrizal Koto. Karena pada saat itu, bertepatan satu tahun kepergian sang ibunda tercinta, Hj Djaninar binti Buyung Gadang. 
 
Seiring dengan kepergian sang ibunda, keluarga besar H Basrizal Koto menggelar tahlilan dan doa bersama di pusara sang ibunda, kompleks Masjid Al Arafah, Jalan Taman Karya ujung, Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. 
 
Tidak hanya di mata Basko, demikian panggilan akrab H Basrizal Koto, sosok almarhumah Hj Djaninar juga dipandang istimewa oleh mereka yang mengenalnya, semasa almarhumah masih hidup. 
 
Selain dihadiri keluarga besar Basko, sanak famili dan kerabat, tahlilan kemarin juga diikuti ratusan orang. Mulai dari tokoh masyarakat, anak yatim, jajaran Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR), Ikatan Wanita Minang Riau (IWMR), Ikatan Pemuda Minang Riau (IPMR) serta warga di sekitar Masjid Al Arafah.
 
Prosesi doa dan tahlilan yang dipandu Ustad Anwar Tuanku Nan Panjang, diawali dengan ziarah di pusara Hj Djaninar, yang berada dalam kompleks Masjid Al Arafah, yang diwakafkan almarhumah. Semasa hidup, almarhumah Hj Djaninar berkeinginan membangun masjid bagi masyarakat di kawasan itu. Saat ini, harapannya itu telah terwujud. Karena di atas lahan itu, telah berdiri masjid yang digunakan warga sekitar untuk melaksanakan ibadah sehari-hari. 
 
Dalam sambutannya, Basko mengatakan, peringatan 1 tahun kepergian sang ibunda tercinta untuk mengenang kembali keinginan terakhir almarhumah yang mewakafkan tanah yang dibelinya untuk dibangunkan masjid sehingga bisa dimanfaatkan warga untuk melaksanakan ibadah. 
 
Dengan keberadaan masjid tersebut, pihaknya berharap bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Selain untuk melaksanakan ibadah secara berjamaah, diharapkan bisa mempererat silaturahmi.
 
Niat tulus dan ikhlas dari almarhumah Hj Djaninar, disambut baik warga. Sehingga ketika sang ibunda meninggal, warga meminta supaya almarhumah dikuburkan di sekitar areal masjid tersebut. 
 
"Ketika amak (ibunda Basko, red) meninggal, masyarakat sekitar mendatangi saya dan meminta agar beliau dikuburkan di daerah ini. Harapan itu kemudian disetujui kami dari pihak keluarga," ujar Basko. 
 
Dari pantauan di lokasi, ratusan masyarakat dari berbagai kalangan, terus berdatangan saat tahlilan digelar. Pemandangan itu, tak ayal menimbulkan rasa haru di keluarga besar Basko. Ia berharap, tahlilan dan doa yang dipanjatkan, diterima Allah SWT dan mereka yang ikut serta dalam tahlilan, juga mendapat berkat dari Allah SWT. "Kami merasa terharu, terima kasih yang sebesar-sebesarnya kami sampaikan, semoga doa dan tahlilan yang kita laksanakan bersama hari ini, diterima Allah SWT," ujar Basko.
 
Dalam acara tersebut Basko juga turut meresmikan keberadaan PDTA dan TPQ/TPA Al Arafah yang dibangun atas bantuan H Basrizal Koto dan swadaya warga. Dalam kesempatan itu pula, Basko berharap agar apa yang sudah dihibahkan tersebut, bisa bermanfaat bagi masyarakat. "Semoga ini bermanfaat, khususnya untuk pendidikan agama anak-anak yang merupakan penerus kita pada masa mendatang," pungkasnya. (nie)