Bangkok Tuan Rumah Piala Thomas-Uber 2018

Bangkok Tuan Rumah Piala Thomas-Uber 2018
KUALA LUMPUR (RIAUMANDIRI.co) - Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) telah mengumumkan hasil pemilihan tuan rumah Piala Thomas dan Uber 2018 beserta kejuaraan dunia lainnya. Selain itu, BWF juga merilis daftar level turnamen bulu tangkis profesional dunia untuk periode 2018–2021.
 
Berdasakan laman resmi BWF, Minggu (19/3), Bangkok terpilih menjadi tuan rumah Piala Thomas dan Uber 2018. Ibukota Thailand tersebut untuk pertama kali menjadi tuan rumah kejuaraan beregu putra dan putri ini.
 
Sebelumnya, Bangkok pernah menjadi tuan rumah Piala Thomas 1976. Saat itu penyelenggaraan Piala Thomas dan Uber masih terpisah serta berselang setahun. Hingga pada 1984 kedua turnamen beregu itu diselenggarakan secara bersamaan di Kuala Lumpur, Malaysia.
 
Dirilis dari okezonesport, Piala Thomas pertama kali diselenggarakan pada 1949 di Preston, Inggris. Sementara Piala Uber baru digelar pada 1957 di Lancashire, Inggris.
Bangkok berhasil mengalahkan calon tuan rumah lainnya yakni Kota New Delhi, India dalam persaingan tuan rumah Piala Thomas dan Uber 2018. Wakil Presiden Asosiasi Bulu tangkis Thailand, Paisan Rangsikitpho, mengatakan terpilihnya Bangkok akan membantu meningkatkan bulu tangkis Thailand di pentas dunia.
 
“Ini berarti kami dipercaya dunia menjadi tuan rumah kejuaraan beregu putra dan putri secara bersamaan untuk pertama kali. Kami memiliki sistem organisasi bulu tangkis yang solid dan kami siap untuk mengembangkan bulu tangkis menjadi olahraga favorit di Thailand,” ujar Paisan.
 
Sedangkan tuan rumah Piala Sudirman 2019 akan dihelat di Guangxi Sports Centre Gymnasium, Nanning, China. Kemudian untuk kejuaraan dunia 2018 dan 2019 akan digelar di dua benua berbeda.
 
Tuan rumah kejuaraan dunia bulu tangkis 2018 bakal diselenggarakan di Nanjing Youth Olympic Park Indoor Arena, Nanjing, China. Sementara Saint Jakobshalle, Basel, Swiss, menjadi tuan rumah kejuaraan dunia 2019.
 
Presiden BWF Poul-Erik Hoyer mengatakan, pemilihan tuan rumah turnamen bulu tangkis dunia dipilih secara merata untuk lebih memopulerkan olahraga tersebut. Ia menuturkan, persebaran tuan rumah di negara yang kurang populer bulu tangkis untuk meningkatkan peta persaingan para atlet bulu tangkis dunia. “Kami ingin pemilihan tuan rumah berbagai kejuaraan dunia bulu tangkis merata. Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan popularitas bulu tangkis di dunia dan untuk meningkatkan peta persaingan antarpemain itu sendiri,” ungkap Erik Houyer. (okz/ril)