Kebun Rusak Diserang Kumbang

Warga Segel Kantor PT IGJA Sungai Bela

Warga Segel Kantor PT IGJA Sungai Bela
TEMBILAHAN (RIAUMANDIRI.co) - Warga Desa Sungai Bela Kecamatan Kuala Indragiri dan Desa Panglima Raja Kecamatan Concong Kabupaten Indragiri Hilir menyegel kantor PT. Indo Green Jaya Abadi (IGJA) sejak Senin (13/3) kemarin. Perusahaan itu membuka lahan perkebunan sawit tepat di tengah-tengah desa di Pulau Bakung. Penyegelan ini buntut dari tuntutan warga yang belum terpenuhi karena perkebunan kelapa rusak akibat serangan kumbang dari aktifitas penebangan kayu oleh perusahaan dibawah payung Surya Dumai Grup.
 
Perwakilan warga setempat, Budi mengatakan, lebih kurang dua tahun perkebunan kelapa sebagai penopang ekonomi utama warga setempat rusak karena serangan kumbang, namun tak kunjung dilakukan ganti rugi oleh PT IGJA. "Ada sekitar 300 ribu batang kelapa di dua desa tersebut mati. Kami sudah berusaha meminta ganti rugi, tapi tak ada tanggapan. Hanya janji-janji saja yang diberikan," kata Budi, Selasa (14/3) tulis goriaucom.
 
Upaya meminta tanggungjawab perusahaan juga sudah dimediasi oleh Tim Independen yang dibentuk Pemkab dan DPRD Inhil. Hasilnya juga tak ada penyelesaian berarti. Sementara, kehidupan warga semakin tak menentu karena tak lagi bisa memanen hasil perkebunan. "Warga hanya minta ganti rugi uang sebesar Rp250 ribu perbatang. Hanya saja sampai sejauh ini kami belum dapat bertemu pemilik perusahaan. Sehingga tak ada jawaban pasti," sambungnya.
 
Karena kesal, warga kemudian berinisiatif melakukan penyegelan kantor perusahaan yang berada di Desa Sungai Bela sampai ada kepastian dari perusahaan mengenai ganti rugi yang diajukan. Perusahaan Harus Berkontribusi Sementara itu, menanggapi aksi masyarakat dua desa, anggota DPRD Riau Daerah Pemilihan Indragiri Hilir, Abdul Wahid, menyayangkan tak adanya respon positif dan komunikasi baik dibangun oleh perusahaan di tempat melaksanakan usaha.
 
"Kami minta persoalan ini bisa diselesaikan dengan cepat. Kami berharap kehadiran perusahaan bisa membawa keuntungan bagi daerah dan masyarakat. Bukan malah sebaliknya merugikan," ujar Abdul Wahid. Bakal Calon Bupati Inhil ini menyebutkan, kalau ada masalah yang terjadi mseti dicari cara berdialog supaya persoalan ada jalan keluar. Karena menurut laporan warga, dampak dari kejadian ini banyak anak-anak warga setempat harus putus sekolah.
 
"Kami sangat prihatin, mereka yang hidup dari kebun kelapa itu tak bisa lagi memiliki penghasilan. Perusahaan harus segera untuk melakukan ganti rugi tersebut," ulas dia.(grc)