TELUK KUANTAN (riaumandiri.co) - Petani sayuran merasa belum diperhatikan oleh pemerintah dibandingkan petani sawit dan karet. Padahal, sayuran juga mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi salah satu andalan sektor pertanian.

 

Seorang petani sayuran di Desa Pulau Aro, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuansing Yonda Putra yang ditemui di kebunnya, Minggu (12/3) mengatakan, wilayah Kuantan Tengah khususnya Desa Pulau Aro, punya potensi di perkebunan sayuran. 

 

Namun petani belum bisa berbuat banyak akibat terkendala modal, makanya sangat diharapkan bantuan dari pemerintah untuk membangun kebun sayuran tersebut.

 

"Sebenarnya perkebunan sayuran ini sangat potensial untuk dikembangkan, tapi kami para petani belum bisa berbuat banyak karena kekurangan modal,"ujarnya.

 

Menurutnya, perhatian yang minim tersebut terlihat dari anggaran yang dikucurkan Pemkab Kuansing untuk bantuan petani sayuran yang bisa dikatakan tidak ada. Sedangkan petani sawit dan karet sering mendapat bantuan dari pemerintah.

 

"Apalagi ada kami dengar infonya tahun ini pemda kuansing menganggarkan bantuan bibit yang sangat banyak untuk petani sawit, kok petani sayuran tak pernah dibantu seperti anak tiri saja," keluhnya.

 

Selain tidak diperhatikan, sektor pertanian sayuran juga terancam dengan sayuran produk daerah luar kuansing, hal ini diperparah karena konsumen lebih suka sayuran dari daerah lain.

 

"Kami harap pertanian sayuran di daerah ini tetap ada, karena lebih separuh masyarakat disini menggantungkan hidupnya dengan bertani sayuran,"harapnya.

 

Dia menilai seharusnya pemerintah memberikan perhatian lebih kepada petani sayuran, karena sektor ini dapat menopang perekonomian petani, selain itu, komoditi ini juga berperan besar terhadap lajunya inflasi.

 

Seperti diketahui, pergerakan harga komoditi seperti cabai sangat mempengaruhi inflasi. Harga cabai juga terbilang fluktuatif,"kalau mau inflasi tetap terkendali harus diperhatikan sektor hortikultura ini,"ungkap Yonda mengakhiri.