SNKB Nilai

Konflik Nelayan karena Kesalahpahaman

Konflik Nelayan karena Kesalahpahaman
BANTAN (RIAUMANDIRI.co) - Konflik nelayan di kecamatan Bantan antara nelayan jaring kurau dengan jaring rawai yang terjadi pada Kamis (9/3) malam dinilai oleh Solidaritas Nelayan Kecamatan Bengkalis (SNKB), karena kesalahpahaman kedua belah pihak saja. Yang bermuara kepada ketidakpuasan sekelompok nelayan asal desa Muntai.
 
Ketua SNKB Abu Samah yang dikonfirmasi, Minggu (12/3) menyebutkan, pihaknya sangat menyayangkan terjadinya aksi pembakaran terhadap dua unit kapal jaring kurau yang sedang di parkir di perairan Sungai Kembung, Desa Pambang, Kecamatan Bantan tersebut. 
 
Dinilainya, pembakaran kapal tangkap ikan itu diduga akibat kesalahpahaman yang kemudian memicu terjadinya aksi pembakaran.
 
"Ketika saya tanya kepada beberapa kawan-kawan nelayan, ada yang menyebutkan sekelompok nelayan dari desa Muntai terpancing oleh status di facebook (FB) yang dimuat nelayan jaring kurau dari Pambang. 
 
Merasa terpancing, beberapa nelayan Muntai mendatangi Sungai Kembung, sehingga peristiwa itupun terjadi," papar Abu Samah memberikan tanggapan.
 
Terlepas dari dugaan benar tidaknya aksi provokasi tersebut, Abu Samah menilai, seharusnya dalam penyelesaian konflik antar nelayan ini peran pemerintah daerah maupun provinsi sangat diharapkan. 
 
Apalagi konflik yang terjadi merupakan rangkaian peristiwa panjang yang sudah terjadi sejak 34 tahun lalu, walau sempat mereda lima tahun belakangan.
 
Di sisi lain ia mengaku, kesalahpahaman yang terjadi seharusnya tidak disikapi secara emosional. Karena konflik yang timbul justru oleh nelayan yang bertetangga desa, karena desa Muntai dan Pambang berbatasan langsung. 
 
Apapun alasannya, peristiwa pembakaran itu adalah perbuatan pidana, dan tentu ada hukum formal yang akan menyelesaikan.
 
"Dulu konflik terjadi antara nelayan jaring rawai kecamatan Bantan dengan nelayan jaring batu (bottom gill net,red) yang mayoritasnya berasal dari pulau Rangsang sebelum pemekaran Kabupaten Kepulauan Meranti. 
 
Sekarang konflik malahan sesama nelayan dari Bantan sendiri," ungkap Abu dengan nada heran.
 
Sebelumnya,  dua unit kapal nelayan jaring kurau bantuan dari Pemkab Bengkalis dibakar nelayan asal Desa Muntai Kecamatan Bantan,  Kamis (9/3) sekitar pukul 18.45 WIB. Peristiwa pembakaran itu terjadi di Sungai kembung desa Pambang, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis.