Ramalan PDIP Soal Sikap SBY di Pilkada DKI Putaran Dua

Ramalan PDIP Soal Sikap SBY di Pilkada DKI Putaran Dua

RIAUMANDIRI.co - Ketua Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Arteria Dahlan, yakin Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono akan membebaskan kontituen partainya pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Sikap tersebut representasi dari kenegarawanan SBY selaku politikus senior dan mantan presiden.

"Kami yakin Pak SBY itu negarawan, tokoh bangsa, dan selalu berada di tengah-tengah," katanya di Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu malam, 8 Maret 2017.Berdasarkan itu, Teri, sapaan akrab Arteria Dahlan, menilai SBY akan bersikap netral dan membiarkan konstituennya memilih siapa pun di antara dua calon yaitu Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

"Tidak usah menunggu waktu, saya meyakini Pak SBY akan menyampaikan, 'Saya akan bersikal netral dan membiarkan konstituen saya memilih sesuai hati nurani'," katanya.PDIP, lanjut Teri, terus melakukan upaya membangun koalisi besar, termasuk dengan partai pengusung dan pendukung pasangan calon gagal di putaran pertama, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Dia mengklaim, dari sisi kepartaian, baik PKB, PPP, maupun PAN, sudah mendukung Ahok-Djarot. "Hatinya sudah ke kami," kata Teri.Kendati begitu, lanjut Teri, menggalang dukungan tidak bisa hanya dari kalangan elite partai, terlebih konteks DKI Jakarta yang calon pemilihnya dia sebut mengedepankan rasionalitas, kecerdasan, dan kritis dalam memilih.

"Elitenya kompak, tapi di bawah tidak dijaga, itu percuma untuk DKI," kata anggota Komisi II DPR itu.Karena itu, PDIP menyerahkan ruang dan waktu penuh kepada pasangan Ahok-Djarot untuk mendekati masyarakat calon pemilih Pilkada DKI putaran kedua. Tujuannya, untuk membumikan visi-misi mereka. "Untuk lebih dikenal oleh masyarakat Jakarta," ujar Teri.

Dia juga telah meminta Komisi Pemilihan Umum DKI agar mencermati data dan daftar pemilih. Dia mengklaim banyak warga yang berhak memilih pada Pilkada putaran pertama tidak bisa memungut suara dengan beberapa alasan, di antaranya blanko habis dan terlambat datang ke tempat pemungutan suara (TPS).

"Padahal sejak pagi mereka sudah datang di TPS. Masalah teknis kepemiluan sudah kami sampaikan, dan tanggal 16 atau 17 (Maret) nanti kami panggil KPU Pusat dan KPU DKI ke DPR RI, untuk mempresentasikan strategi apa yang akan digunakan pada Pilgub DKI putaran kedua nanti."

Seperti diketahui, Pilkada DKI Jakarta berlangsung dua putaran dan menyisakan dua pasangan calon gubernur-wakil gubernur, yakni Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga. Kini, dua pasangan calon itu berebut dukungan dari partai pengusung dan pendukung calon yang kalah pada putaran pertama, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.(vci/lan)